KISAH DAN ASAL USUL DU DI PA PHO ( 土地伯婆) - Sa Gwee Cap Peh Imlek 2568. Hari Sejit Tu Ti Pa Po 土地伯婆 Bag 1 dari 2 Tulisan

KISAH DAN ASAL USUL DU DI PA PHO ( 土地伯婆) - Sa Gwee Cap Peh Imlek 2568. Hari Sejit Tu Ti Pa Po 土地伯婆 Bag 1 dari 2 Tulisan
Tu Ti Pa Kung juga memiliki istri yang kita kenal sebagai Tu Ti Pa Po, Ada juga yang ditampilkan dengan berpasangan, yaitu Tu Di Gong di sebelah kiri, dan TuD i Po (Nenek Tu Di) disebelah kanan.
明日丁酉年三月十八日 乃 土地伯婆聖誕吉慶。
Tu Ti Pa Kung juga memiliki istri yang kita kenal sebagai Tu Ti Pa Po
丁酉年三月十八日 乃 土地伯婆聖誕吉慶。
Bersambung...

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DU DI PA PHO ( 土地伯婆) - Sa Gwee Cap Peh Imlek 2568. Hari Sejit Tu Ti Pa Po 土地伯婆 Bag 1 dari 2 Tulisan

ASAL USUL DAN KISAH DEWA PERANG ZHAO ZILONG (ZHAO YUN JUN CE) Shejit Bln 2 tgl 16 Imlek


ASAL USUL DAN KISAH DEWA PERANG ZHAO ZILONG (ZHAO YUN JUN CE) Shejit Bln 2 tgl 16 Imlek
Zhao Yun (Hanzi: 趙雲) (168 - 229) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Ia terakhir mengabdi pada negara Shu Han. Ia lahir di Zhending (sekarang kabupaten Zhengding, provinsi Hebei). Zhao Yun bernama lengkap Zhao Zi Long.
Pertama mengabdi kepada Gongsun Zan, ia kemudian tidak menyerah kepada Yuan Shao yang menaklukkan Gongsun Zan. Setelah itu, ia bertemu Liu Bei dan memutuskan untuk mengabdi kepadanya. Setelah Liu Bei wafat ia menjaga Liu Chan Sampai akhir hayat.
Zhao Yun dalam novel Zaman Tiga Negara.
Zhao Yun (168-229), bernama lengkap Zhao Zilong, yang berarti anak naga, lahir di Zhending, provinsi Chang shan (sekarang Hebei, China bagian utara). Zhao Yun dikenal sebagai satu di antara Lima Jendral Harimau yang mengabdi kepada Liu Bei.
Zhao Yun awalnya menjadi jendral dari Gongsun Zan yang berkuasa di daerah tersebut sekitar akhir tahun 191 M. Ia mengawali kariernya sebagai komandan grup kecil relawan desa. Pada tahun 192 M, ia ditempatkan dibawah komando Liu Bei sebagai komandan pasukan kavaleri, yang waktu itu masih menjadi mayor di bawah pemerintahan Gongsun Zan.
Zhao Yun pergi meninggalkan Gongsun Zan dan Liu Bei sementara waktu, untuk menghadiri pemakaman kakak laki-lakinya. Ia kembali bergabung dengan Liu Bei pada tahun 200 M. Hubungan Zhao Yun dan Liu Bei begitu baik, sehingga menurut cerita rakyat, mereka pernah tidur di tempat tidur yang sama, pada saat darurat di kota Ye. Zhao Yun juga dipercaya untuk merekrut orang secara diam-diam untuk memperkuat pasukan Liu Bei. Sejak itulah, Zhao Yun menjadi pengikut setia Liu Bei.
Setelah Gongsun Zan wafat, Zhao Yun tetap mengabdi pada Liu Bei karena ia melihat kebaikan Liu Bei yang begitu mendalam.
Sewaktu pertempuran di Chang Ban (sekarang, dekat kota Yichang, Provinsi Hebei), pada tahun 208 M, Zhao Yun diutus untuk menyelamatkan istri dan anak Liu Bei, Liu Chan yang masih bayi. Ketika Zhao Yun sampai di sana, istri Liu Bei tidak mau membebani Zhao Yun, karena jalan kembalinya sangat berbahaya. Maka Zhao Yun membawa sendiri anak Liu Bei dengan mengendarai kudanya, dan menerobos kepungan pasukan Cao Cao yang jumlahnya sangat banyak, dengan berani Zhao Yun mempertaruhkan nyawanya selama perjalanan kembali dengan menembus dan mengalahkan banyak pasukan Cao Cao dengan seorang diri.
Zhao Yun dikenal sebagai jendral Yijun, setelah Liu Bei menguasai Cheng Du. Pada saat Liu Chan dinobatkan menjadi kaisar Shu pada tahun 223 M, Zhao Yun menerima gelar "Jendral yang menahlukkan Daerah Selatan", dan dinobatkan sebagai Marquis Yongchangting. Kemudian dia dipromosikan menjadi "Jendral yang memelihara Perdamaian di Timur".
Tahun 227 M, Zhao Yun, dikenal sebagai jendral tanpa tanding di Shu, ditemani Zhuge Liang melakukan ekspedisi utara pertama menuju Han Zhong. Pada musim semi berikutnya, Zhao diperintahkan untuk memimpin barisan melalui Yegu, untuk mengalihkan perhatian musuh terhadap pasukan inti Liu Bei, yang berbaris melalui Qishan. Zhao Yun bertemu pasukan Wei yang dipimpin oleh jendral Cao Zhen yang terkenal. Setelah berhasil menahan gempuran serangan pasukan Wei, Zhao Yun menarik pasukannya secara teratur. Ia dikaruniai gelar "jendral yang memelihara Perdamaian Dalam Armada".
Sekitar tahun 229 M, Zhao Yun wafat di Han Zhong. Kematiannya ditangisi oleh banyak pasukan dan perwira Shu. Ia menerima anugrah anumerta Marquis Shunping dari Liu Chan pada tahun 261 M.
Zhao Yun mempunyai dua orang anak laki-laki, Zhao Tong dan Zhao Guang. Zhao Guang menjadi bawahan jendral Jiang Wei, dan gugur di medan pertempuran di Ta Zhong.#
READ MORE - ASAL USUL DAN KISAH DEWA PERANG ZHAO ZILONG (ZHAO YUN JUN CE) Shejit Bln 2 tgl 16 Imlek

SEKILAS KISAH DAN ASAL USUL -BA XIAN GUO HAI / PA SHIAN KE HAI / DELAPAN DEWA


SEKILAS KISAH DAN ASAL USUL -BA XIAN GUO HAI / PA SHIAN KE HAI / DELAPAN DEWA
Ba Xian [Delapan Dewa / Pa Shien] adalah Dewa-Dewi Tao yang hidup pada masa yang berbedadan dapat mencapai kekekalan hidup.
Merekasering dilukiskan pada benda-benda porselen,
patung, sulaman, lukisan dan sebagainya.
Dewa-Dewi Ba Xian menggambarkan kehidupan
yang berbeda, yaitu Kemiskinan, Kekayaan,
Kebangsawanan, Kejelataan, Kaum Tua, Kaum
Muda, Kejantanan dan Kewanitaan.
Ba Xian dihormati dan dipuja karena menunjukkan kebahagiaan.
Kisah Ba Xian menunjukkan bahwa kita dapat
mencapai kehidupan abadi dalam kebahagiaan,
melalui tindakan-tindakan yang tidak
mementingkan diri sendiri dan melakukan
perbuatan-perbuatan baik.
Mereka adalah :
01. ZHONG LI QUAN
Memiliki nama keluarga Zhongli dan hidup pada
masa Dinasti Han, karena itu ia juga dikenal
sebagai Han Zhongli. Zhongli Quan adalah
seorang Jenderal dalam kerajaan pada masa
Dinasti Han. Pada hari tuanya dia menjadi petapa
dan mendalami ajaran Tao.Biasa digambarkan
sebagai laki-laki gemuk bertelanjang perut dan
membawa kipas bulu yang dapat mengendalikan
lautan.
02. ZHANG GUO LAO
Zhang Guolao adalah kepala akademi kerajaan,
namun dia mengundurkan diri untuk menjadi
petapa di Gunung Chuang Tiao di Shanxi.
Memiliki keledai ajaib yang dapat membawa
dirinya berjalan ribuan kilometer setiap hari.
Ketika mencapai tujuan, dia mengubah keledai
tersebut menjadi kertas dan Zhang Guolao
melipatnya untuk dimasukkan dalam sakunya.
Untuk menghidupkannya dia membuka lipatan
tersebut dan meniupnya. Kaisar Tang Ming
Huang ingin mengangkat Zhang Guolao bekerja di
istana, tetapi dia tidak bersedia meninggalkan
kehidupan pengembaraannya. Setelah dua kali
menghadap kaisar, pertapa ini pun menghilang
entah kemana. Sering digambarkan sedang
menunggangi keledai secara terbalik.
Simbolnya adalah tempat ikan yang terdiri dari
batang bambu dengan tabung kecil yang muncul
di ujungnya. Ia dipuja sebagai pembawa
keturunan laki-laki.
03. LU DONG BIN
Seorang sastrawan dan petapa yang mempelajari
Tao dari Zhongli Quan. Di tangan kanannya
sering membawa kebutan suci pendeta Tao.
Simbol Lu Dongbin adalah pedang Pembunuh Roh
Jahat dan dengan gerakan terbang yang cepat.
Sebelum mempelajari Tao, Lu Dongbin diuji
dengan berbagai ujian berat oleh Zhongli Quan,
yang berhasil diatasi semuanya. Lu Dongbin
dapat dikatakan sebagai salah satu Dewa yang
paling tersohor dari Delapan Dewa. Ia dianggap
sebagai penolong orang miskin dan pembasmi
roh-roh jahat.
04. LI TIE GUAI
Memiliki nama asli Li Xuan dan hidup pada masa
Dinasti Sui. Dia melambangkan cacat dan
keburukan. Dia berusaha untuk meringankan
beban penderitaan umat manusia. Li Tieguai
memiliki sebuah tongkat besi dan bermuka hitam.
Dia membawa sebuah labu yang digunakannya
untuk menolong umat manusia. Suatu hari, ketika
rohnya pergi ke Huashan, dia memberitahukan
muridnya, Lang Ling, untuk menjaga badannya
dan membakarnya apabila dia tidak kembali
dalam tujuh hari. Dalam hari keenam, Lang Ling
mendapat kabar bahwa ibunya sakit keras dan
sebagai seorang anak dia harus merawat ibunya.
Maka dia membakar badan tersebut satu hari
lebih awal. Ketika roh Li Tieguai kembali
keesokan harinya, dia tidak dapat menemukan
badannya sehingga dia memasuki badan seorang
tua yang baru saja meninggal.Namun orang tua
tersebut ternyata cacat. Pada saat pertama, Li
ingin meninggalkan badan tersebut, tetapi Lao
Zi / Lao Tze membujuknya dengan mengatakan
bahwa penerapan dari ajaran Tao tidak
tergantung penampilan. Lao Zi lalu memberi
tongkat besi kepada Li Tieguai. Li Tieguai kadang
digambarkan sedang berdiri diatas kepiting atau
ditemani seekor menjangan.
05. CAO GUO JI
Hidup pada masa Dinasti Song dan merupakan
putra dari Cao Bin, seorang komandan militer,
dan saudara laki-laki dari Ratu Cao Hou, ibu dari
Kaisar Yin Zong. Cao Guojiu digambarkan
memakai jubah kebesaran dan topi pengadilan.
Di tangannya ada kertas catatan kerajaan dan
sepasang alat musik kastanyet. Suatu hari
Zhongli Quan dan Lu Dongbin bertemu
dengannya dan menanyakan apa yang sedang dia
lakukan. Dia menjawab bahwa dia sedang belajar
Tao. "Apakah itu dan dimanakah itu?", mereka
balik bertanya. Pertama-tama dia menunjuk ke
langit dan kemudian ke hatinya.
06. LAN CAI HE
Sering ditampilkan berpakaian biru dengan tidak
bersepatu. Sambil melambai- lambaikan
sepasang tongkat, ia mengemis sepanjang jalan.
Lan Caihe terus menerus membacakan syair-syair
yang menggambarkan kehidupan yang tidak kekal
beserta kesenangan-kesenangan yang hampa. Ia
berkelana ke seluruh negeri sambil menyanyi dan
membawa keranjang bunga. Lan Caihe terkadang
terlihat seperti wanita.
07. HAN XIANG ZI
Han Xiangzi melambangkan masa muda. Dia
adalah keponakan dari Han Yu, seorang menteri
pada pemerintahan Kaisar Hsing Tung dari
Dinasti Tang. Simbolnya adalah sebuah suling.
Seorang pecinta kesunyian, mewakili orang ideal
yang senang tinggal ditempat alamiah. Han
Xiangzi sering menyusuri desa sambil meniup
seruling dengan merdu sehingga menarik
perhatian burung-burung dan binatang
lainnya. Han Xiangzi tidak mengenal nilai uang
dan bila diberi uang akan dia sebarkan di tanah.
08. HE XIAN GU
Satu-satunya wanita diantara Delapan Dewa.
Berpenampilan halus dan lemah lembut, dan
sering terlihat membawa bunga teratai yang
dapat dipakai untuk mengobati orang sakit.
Kadang-kadang dia digambarkan berada di atas
kelopak teratai yang terapung sambil memegang
pengusir lalat. **
READ MORE - SEKILAS KISAH DAN ASAL USUL -BA XIAN GUO HAI / PA SHIAN KE HAI / DELAPAN DEWA

Lord Wen Chang Wisdom-enhancing Incantation (文昌帝君開心聰穎神咒)
Lord Wen Chang aka Wen Chang Di Jun, one of the 5 Deities that being appointed to look into Academic Issues for Students in Taoism Context.
And in Taoism, he is the Only Solely Deity that got the highest Authority to issue Academic Blessings for the Students who make requests in front of him.
According to Taoism Deity System Records, Lord Wen Chang Manifestation Anniversary fall on the 3rd Day of Lunar 2 Month (文昌帝君聖誕為農曆二月初三日). Usually on this Day, parents will bring their Children or Students who are attending important Examinations, will visit Temples that dedicate Altars to Lord Wen Chang to make their Respect to him in-order to get Blessing for "Passing of Examination".
In Taoism, we do have a few Rituals/Ceremonies conducted to do enhancement for such events. One of them is by reciting the Bao Gao (Praise Mantra) and then the following Mantra known as Wisdom-opening Mantra.
This Mantra is being recited in-order to allow the Positive Energy that given out by Lord Wen Chang (Wen Chang Star in the Heavenly Realm) to be bestowed (shine) upon one person.
Once such Energy is being bestowed to one person and that person got Good & Direct Connection with Lord Wen Chang or Wen Chang Star, the person will be blessed and of cos, the Wisdom in the Mind will be opened up within moment.
This Mantra is not only mend for students but also for those who are doing Spiritual Cultivation, only by Opening up of one self Wisdom, then one self is able to open up the other Physical Parts of the Physical Bodies to absord the other Spiritual Energies that being released by the Three Realms, Deities or Surrounding.
Okay, for those who wished to start reciting the following Incantation, a few things needed to look into, here they go:
1 - Try to recite this Incantation on every 1st or 15th Day of the Lunar Month in front of the Altar after paying Respect to the Home Deities. Not necessary to dedicate any Statue for Lord Wen Chang, as long as one self Call-upon the Official Title of him (Wen Chang Di Jun)
2 - Before reciting, always try to make one self clean and calm. Try to drink a cup of Luke-warm Water and rest for a while and then start reciting.
3 - Just before the reciting starts, make a simple bow and then kneel down respectfully and then start the reciting.
4 - For Taoism, we can recite such Incantations for 3, 5, 7 or 9 times. If one self got the extra time, then reciting can go up to 21 time. For those who are reciting for the others, do remember to report the name & Date of Birth of the person to Lord Wen Chang first and then proceed with the reciting.
5 - Once the reciting is done, Respectfully stand up and make a bow and then leaven the spot.
Heres the Incantation:
九天大帝。身披白衣。
Jiu Tian Da Di. Shen Pi Bai Yi
日月照耀。乾坤幹隨。
Ri Yue Zhao Yao. Qian Kun Gan Sui
有能持誦。聰明如斯。
You Nen Chi Song. Cong Ming Ru Si
黃老丹元。與心合宜。
Huang Lao Dan Yuan. Yu Xin He Yi
五神衛守。八聖護持。
Wu Shen Wei Shou. Ba Sheng Hu Chi
誦之不輟。萬神赴機。
Song Zhi Bu Chuo. Wan Shen Fu Ji
帝司大化。文冶瓊瑰。
Di Si Da Hua. Wen Ye Qiong Gui
詞源浩蕩。筆陣風馳。
Ci Yuan Hao Dang. Bi Zhen Feng Chi
九天開化。萬章洞微。
Jiu Tian Kai Hua. Wan Zhang Dong Wei
元皇上帝。勿稽勿遲。
Yuan Huang Shang Di. Wu Ji Wu Chi
急急如元皇上帝律令。
Ji Ji Ru Yuan Huang Shang Di Lv Ling
READ MORE -

Pendahuluan tentang Sutra Buddha Penyembuhan (Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata)

Foto Cetya Tathagata Jakarta.
Pendahuluan tentang Sutra Buddha Penyembuhan (Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata)
Buddha Penyembuhan ( Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata ) adalah salah satu dari ketiga Buddha Utama dalam obyek pemujaan Mahayana dan merupakan seorang Buddha dari masa lalu. Lebih dikenal sebagai Buddha Pengobatan atau Guru Penyembuhan. Beliau sangat dekat di hati pemujanya, karena banyak diantara mereka yang benar-benar telah menerima berkah-Nya dalam bentuk penyembuhan ajaib dari berbagai penyakit.

Kemanjuran dari Hyang Buddha dalam mencegah bencana dan memberikan kemakmuran disamping menyembuhkan penyakit telah menarik sejumlah pengikut dan pemuja yang cukup besar sejak Dinasti Chin Timur (AD 317-420) sampai sekarang. Sutra Buddha Pengobatan (Bhaisajya Sutra) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin pada masa itu, memberikan gambaran yang lengkap tentang Buddha tanpa tandingan itu, tanah Buddha, dan kedua belas Ikrar Agung-Nya. Sekalipun demikian, Sutra yang diterjemahkan oleh Guru Tripitaka Hsuan Tsang ( bhiksu yang terkenal dari Dinasti Tang ) kemudian dikenal sebagai Sutra Guru Penyembuhan ( Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata ) menjadi lebih terkenal dan dibaca oleh kebanyakan orang di masa kini.

Selain menyembuhkan penyakit, melindungi dari bencana seperti kelapran, kekeringan, dan wabah, memberikan panjang umur dan membantu yang meninggal. Hyang Buddha dikenal telah memberikan berbagai manfaat duniawi kepada mereka yang bersujud kepada-Nya. Di dalam Vihara, Buddharupang-Nya biasanya ditempatkan bersama Buddha Sakyamuni dan Buddha Amitabha. Buddha Sakyamuni ditengah, Buddha Bhaisajyaguru di sebelah kanan-Nya, dan Buddha Amitabha dikiri-Nya. Bila digambarkan sendiri, Beliau memegang symbol berupa mangkok berisi obat dengan tangan kiri-Nya dan biasanya diikuti oleh kedua siswa-Nya yaitu Bodhisattva Cahaya Surya dan Bodhisattva Cahaya Rembulan.

Sewaktu masih menjadi Bodhisattva, Beliau membuat 12 ( dua belas ) Ikrar Agung untuk membebaskan makhluk hidup dari belenggu karma. Beliau berikrar untuk melindungi kemajuan mereka kea rah penerangan, membantu mereka memegang larangan, membebaskan mereka dari perangkap praktek keagamaan yang menyimpang dan doktrin palsu, memberikan makanan dan minuman kepada mereka yang lapar, memulihkan tubuh yang cacat, menolong mereka yang akan dihukum mati dan membimbing mereka ke arah kehidupan yang tenang dan berbahagia. Dari kedua-belas ikrar-Nya, ikrar ke tujuh secara khusus menjamin untuk membebaskan manusia dari penyakit badaniah dan mengusir kebingungan spiritual sehingga Beliau dijuluki “Tabib Jiwa”.

Disebabkan oleh akar kebajikan dari kehidupan dimasa lampau, Anda sekarang memiliki kesempatan yang langka untuk masa yang akan datang. Agar bisa begitu, Anda hanya perlu menjunjung nama Guru Penyembuhan ini dengan tulus dan tanpa keraguan. Sehari-hari anda harus merenungkan ikrar atau wujud-Nya, mengucapkan nama-Nya dan memberikan persembahan dengan apa pun yang bisa diberikan. Bagi mereka yang mengalami banyak kesusahan, sakit-sakitan, penderitaan, bencana, dalam keluarga banyak perselisihan dan sebagainya dapat melakukan pengucapan nama Buddha ini untuk menghilangkan segala macam kesulitan, pengucapan selengkapnya adalah :
“Na mo Xiao Zai Yen Shou Yao Shi Fo” dalam Bahasa Mandarin
Atau
“Nambu Siao Zai Yang Siu Yok She Hud” dalam Bahasa Hokkian
Atau
“Namo Siao Zai Yang Shiu Yok She Hud” dalam logat Teochew / Tio Ciu
Atau
“Namo Bhaisajyaguru Buddha” dalam Bahasa Sansekerta


Didalam Sutra Guru Penyembuhan, Hyang Buddha Sakyamuni juga mengungkapkan kepada Bodhisattva Manjusri suatu Dharani Agung yang harus diucapkan seseorang guna menolong makhluk hidup dari penyakit dan kesusahan.

Sewaktu mengucapkan Dharani atau nama Hyang Buddha seseorang harus membayangkan rupang Buddha tersebut, maka dia akan memasuki suatu keadaan “samadhi pengucapan Buddha” (Buddha reci-tation Samadhi; salah satu dari delapan puluh empat ribu Pintu Dharma menuju pencerahan). Yang mana seseorang mengucap tetapi tidak mengucap, dan tidak mengucap tetapi mengucap. Satu hal penting yang perlu diperhatikan agar bisa mendapatkan manfaat dan, hasil sebesar-besarnya dari pengucapan Dharani, nama Buddha maupun Sutra itu adalah sangat diperlukan keyakinan dan ketekunan yang tidak surut.

Akhir kata perlu diketahui bahwa peringatan ulang tahun Hyang Buddha Bhaisajyaguru jatuh pada tanggal 30 bulan 9 penanggalan Candrasangkala ( Lunar Kalender ). Semoga segenap makhluk hidup bisa mendengar, membaca, mengerti, menerima, mempertahankan, dan menyebarluaskan Sutra ini sehingga dengan demikian memperoleh berkah, manfaat, perlindungan, kedamaian, dan kegembiraan bagi mereka sendiri maupun makhluk lainnya.
READ MORE - Pendahuluan tentang Sutra Buddha Penyembuhan (Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata)

Riwayat Dipankara Buddha / Ran Deng Fo / 燃燈佛 / མར་མེ་མཛད།

Foto Cetya Tathagata Jakarta.
HUT dari Dipankara Buddha pada esok hari Kamis, 02 Februari 2017 (Lunar tanggal 06 bulan 01), 

Riwayat Dipankara Buddha / Ran Deng Fo / 燃燈佛 / མར་མེ་མཛད།
Dipankara dalam bahasa sansekerta mempunyai makna "Burning Lamp" / "Lamp Bearer" yang mempunyai arti "Pelita Yang Menyala" / "Pembawa Pelita" Oleh karena itu Buddha Dipankara mempunyai makna "Buddha Pembawa Pelita" / "Buddha Pelita Yang Menyala".
Menurut legenda, Buddha Dipankara terlahir pada malam hari. Pada saat Beliau lahir, tubuh-Nya memancarkan sinar yang menerangi seisi ruangan menyebabkan satu ruangan penuh dengan cahaya yang terang benderang. Oleh karena itu, kedua orang tuanya menamakan-Nya Dipankara.

Pada kelahiran sebelumnya, Buddha Shakyamuni adalah pengikut yang sangat taat dari Buddha Dipankara. Dahulu, Shakyamuni Buddha pernah mempersembahkan setangkai bunga teratai yang mempunyai 5 kelopak kepada Buddha Dipankara. Menurut Sutra Sadharmapundarika, bunga teratai adalah suatu bunga yang sangat suci dalam ajaran Buddha dan merupakan simbol dari kemurnian dan keindahan dari ajaran Buddha. Lalu, bunga teratai dengan 5 helai kelopak adalah sesuatu yang sangat jarang ditemukan / dilihat dimana mana, merupakan bunga yang sangat langka. Buddha Dipankara demikian senangnya atas persembahan tersebut dan lalu bernubuat bahwa seorang Shakyamuni akan mencapai pencerahan sempurna setelah 91 kalpa dan akan menanggung nama Shakyamuni.

Buddha Dipankara diperhitungkan sebagai guru bagi Buddha Shakyamuni di dalam garis suksesi Shakyamuni mencapai pencerahan sempurna sebagai Buddha dan juga disebut sebagai "Buddha Masa Lampau". Ada banyak sekali kuil / vihara yang menahbiskan atau memberi penghormatan kepada "Para Buddha Dari Tiga Masa" yang diabadikan sebagai Dipankara Buddha (di sisi kiri), Shakyamuni Buddha (di tengah) dan Maitreya Buddha (di sisi kanan). Mereka disebut "Para Buddha Dari Tiga Masa" yang me-representasikan "Tiga Masa" yaitu "Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan".

Dipankara Buddha secara umum digambarkan sebagai sosok Buddha yang sedang duduk, namun penggambarannya sebagai sosok Buddha yang sedang berdiri umum di Tiongkok, Thailand, dan Nepal. Dengan tangan kanan-Nya yang secara umum membentuk "Mudra Perlindungan" / "Abhaya Mudra" dan seringkali membentuknya dengan kedua tangan-Nya.
READ MORE - Riwayat Dipankara Buddha / Ran Deng Fo / 燃燈佛 / མར་མེ་མཛད།

KISAH DAN ASAL USUL DEWA PERDAGANGAN FAN LI / 范蠡 / TAO ZHUGONG / 陶朱公 bagian 2


Mereka tiba di ibukota dan disambut hangat oleh rakyat dan pejabat Yue, Goujian menerima kembali tugasnya yang selama dalam pengasingan dijalankan oleh Wen Zhong. Fan pulang ke rumahnya menemui istri dan anaknya, Zi Chang yang baru pernah melihatnya karena ketika berangkat ke pengasingan anak itu baru berusia setahun.
Sekembali ke Yue, Fan Li tidak membuang-buang waktu dan segera menyusun rencana untuk membangun kembali negrinya yang telah terpuruk. Kepada Goujian, dia mengusulkan hukum kelahiran untuk mendongkrak populasi negara dan menurunkan pajak padi untuk mendorong orang mengolah tanah rawa untuk bertani. Saran ini segera diterima dan diumumkan ke seluruh penjuru negeri.
Bersama Wen Zhong, dia juga mengemukakan tujuh strategi untuk menghancurkan Wu yang meliputi :
Menyenangkan Raja Fuchai dengan hadiah berharga yang memuaskannya
Mengosongan suplai padi negara Wu
Mengirimkan wanita cantik pada Fuchai untuk membuatnya terlena
Mengirim pengrajin dan pemahat guna mendorong Fuchai membangun istananya sehingga memboroskan harta negara
Membantu pejabat-pejabat korup Wu untuk mendapatkan kekuatan sehingga melemahkan Wu dari dalam
Merancang perlawanan terhadap pejabat-pejabat setia Wu seperti Wu Zixu untuk melemahkan administrasi Wu
Menyimpan padi, melatih tentara dan menunggu kesempatan menyerang
Siasat wanita cantik Sunting
Untuk membuat Fuchai terlena dan mengabaikan urusan negara, Fan Li menggunakan siasat yang disebut siasat wanita cantik (美人计). Dua gadis cantik dipilih dari duapuluh kandidat untuk dikirim ke Wu sebagai upeti. Mereka adalah Xi Shi (西施) dan Zheng Dan (郑旦), keduanya ditemui Fan Li di desa Zhuluo. Sebelum dipersembahkan mereka terlebih dahulu dilatih bermain musik, menari, menyanyi dan melukis agar mampu memuaskan Fuchai secara maksimal. Diam-diam Fan Li dan Xi Shi saling jatuh cinta, dengan berat hati dia mengantarkan kepergiannya untuk dipersembahkan ke negri Wu.
Setelah kedua wanita itu tiba di Gusu, ibukota Wu, Wu Zixu yang telah membaca siasat ini memperingatkan Raja Fuchai agar berhati-hati jangan sampai terjerumus ke dalam jebakan wanita dan mengutamakan masalah negara, dia juga menyarankan agar kedua wanita itu dihukum mati. Mendengar hal ini, Zheng Dan bunuh diri untuk membuat Raja Fuchai percaya. Takut Xi Shi juga melakukan hal yang sama, buru-buru Fuchai menyuruh orang-orangnya menjaga Xi Shi dengan baik di istananya dan Wu Zixu yang setia malah dipersalahkan Fuchai karena dianggap mengakibatkan kematian Zheng Dan. Xi Shi berhasil membuat Fuchai terpikat padanya, setiap hari dia menghabiskan waktu bersamanya dan mulai mengabaikan tugas-tugas kenegaraannya.
Untuk Xi Shi, Fuchai membangunkan istana yang indah dimana hampir setiap hari mereka bersenang-senang. Administrasi pemerintahan dia percayakan pada pejabat kesayangannya, Bo Pi. Xi Shi juga menghasut Fuchai sehingga dia semakin membenci Wu Zixu dan tidak pernah lagi mendengarkan nasihatnya.
Pembangunan militer
Dengan alasan untuk membantu Wu menaklukkan daratan tengah, Yue secara terbuka merekrut 3000 orang untuk menjadi tentara, namun secara rahasia juga direkrut 30.000 lainnnya. Perekrutan besar-besaran pun dimulai, Fan Li diberi tanggung jawab atas administrasi dan pelatihannya.
Dalam melatih pasukan, Fan menerapkan pola hukuman dan imbalan yang tepat. Jika satu orang di antara mereka memberi kontribusi maka seluruh pasukan diberi hadiah, sebaliknya jika satu orang membuat kesalahan maka yang lainnya juga akan dihukum, dengan demikian mereka akan kompak dan saling tolong-menolong.
Fan mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk melatih pasukan. Seiring berlalunya waktu, pasukan Yue akhirnya menjadi suatu kekuatan yang sangat disiplin. Selangkah demi selangkah, Yue mulai mengarah pada tujuannya untuk membalas dendam dan membangun kembali kekuatannya.
Sementara itu, Wu Zixu yang telah menempatkan orang untuk memata-matai Yue mengetahui bahwa Fan Li telah melatih pasukannya siang dan malam. Terkejut dengan perkembangan ini, ia buru-buru ke istana dan menyampaikan berita tersebut pada Fuchai. Fuchai curiga dan memerintahkan Wu Zixu siap untuk berperang.Namun sekali lagi Fan Li dengan cerdik mengelak, dia menyarankan Goujian mengirim utusan ke Wu untuk menjelaskan Yue berniat membantu Wu bertempur melawan negara Qi dengan pasukan itu. Mendengar penjelasan ini Fuchai sangat puas dan perang dengan Wu pun dapat dihindari.
Setelah berhasil mengalahkan Qi, Fuchai mengundang Goujian dan mereka yang telah membantunya dalam perang dalam suatu jamuan di istananya. Dalam jamuan ini Wu Zixu menegur Fuchai dengan terang-terangan atas sikap besar kepalanya sehingga hal ini membuatnya murka dan menyuruh Wu Zixu bunuh diri. Wu Zixu dengan sedih dan marah melakukan bunuh diri, kata-kata terakhirnya adalah “Setelah aku mati cungkil mataku dan gantungkan tinggi-tinggi di atas gerbang timur agar dapat melihat pasukan Yue memasuki ibukota Wu dengan mataku sendiri !”.
Fan Li melihat di depan mata kematian musuhnya itu, ia merasa gembira namun juga sedih. Ia gembira karena dengan kematian Wu hambatan bagi Yue hilang. Namun ia juga sedih karena melihat pejabat yang demikian jujur dan setia seperti Wu harus mengalami akhir yang begitu tragis.
Pembalasan
Musim panas 482 SM, Raja Fuchai yang semakin arogan menyerang negara Jin untuk memperoleh pengaruh lebih besar sebagai pemimpin negara-negara bagian. Di ibukota Wu, Gusu hanya tinggal putranya, Pangeran You dan sepasukan kecil tentara. Fan Li menyarankan agar Goujian memakai kesempatan emas ini untuk menyerang Gusu. Goujian mengangkat Fan Li sebagai panglima perang memimpin 40.000 pasukan menyerang Gusu.
Sebentar saja, pasukan Yue sudah mulai memasuki wilayah Wu lewat jalur laut dan darat. Saat itu prajurit-prajurit terbaik Wu sedang berada jauh di Jin bersama Fuchai, mereka yang tertinggal bukanlah tandingan pasukan Yue yang berdisiplin tinggi. Angkatan perang Wu pun menderita kekalahan besar dan Gusu akhirnya jatuh, Pangeran You memilih menggorok lehernya sendiri daripada tertangkap musuh.
Kabar itu akhirnya sampai pada Fuchai yang berada jauh dari daerahnya, baru sekarang ia menyesal telah melepaskan Goujian dulu. Dia pun bergegas memimpin pasukannya kembali ke Gusu, mereka berjalan siang dan malam. Saat mendekati Gusu, pasukan yang telah kelelahan itu diserang oleh pasukan Yue sehingga menjatuhkan banyak korban di antara mereka. Wu akhirnya menawarkan negosiasi damai dan diterima oleh Yue dengan pertimbangan kekuatan Wu masih cukup kuat sehingga bila perang dilanjutkan akan jatuh korban sia-sia.
Wu dan Yue menandatangani sebuah traktat yang berisi hal-hal berikut : Yue tidak lagi dalam pengawasan Wu; Wu akan mengembalikan semua tanah dan harta yang diambil dari Yue; Wu akan membayar upeti tahunan pada Yue dengan jumlah yang sama dengan yang dipersembahkan Yue pada masa lalu. Setelah itu pasukan Yue mundur dari Wu. Fan Li melatih pasukannya lebih keras untuk persiapan perang berikutnya.
Tahun 476 SM, Yue melancarkan serangan besar terhadap Wu yang telah menjadi lemah setelah dua tahun perang melawan Chu. Selain itu Wu juga telah dilanda kemarau panjang dan gagal panen. 150.000 pasukan Yue akhirnya berhasil menghancurkan Wu, Raja Fuchai mengurung diri di balik tembok Gusu. Kota Gusu dikepung erat, jalur air dan makanan diputus. Dua tahun kemudian Wu benar-benar kehabisan persediaan, utusan Wu yang menawarkan perdamaian ditolak.
Pada tahun ketiga pengepungan, banjir dari Danau Taihu menghancurkan dinding kota Gusu. Dalam kekacauan itu Fuchai bersama seorang jendralnya, Wang Sunxiong melarikan diri ke Gunung Yang. Fan Li dan Wen Zhong memimpin pasukan mengejar mereka hingga ke tempat itu. Disana Fuchai yang dilanda rasa bersalah dan penyesalan mengakhiri hidupnya sendiri, Wang Sunxiong juga ikut bunuh diri menyusul tuannya.

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA PERDAGANGAN FAN LI / 范蠡 / TAO ZHUGONG / 陶朱公 bagian 2

KISAH DAN ASAL USUL DEWA PERDAGANGAN FAN LI / 范蠡 / TAO ZHUGONG / 陶朱公 bagian1

 


Fan Li (Hanzi: 范蠡) (hidup sekitar tahun 400an SM) adalah seorang tokoh legendaris yang hidup pada zaman musim semi dan gugur (春秋時代), Dinasti Zhou sebuah masa dimana Tiongkok terpecah atas beberapa negara feodal yang saling berperang. Dia dikenal sebagai politikus penuh visi, ahli strategi perang, penasihat yang baik dan negarawan ulung yang mengabdi pada Raja Goujian dari Yue (越王勾践) untuk bangkit dari kehancuran dan menjadi penguasa di daratan tengah. Setelah mengundurkan diri dari panggung politik, ia menjadi pengusaha dan mengganti namanya menjadi Tao Zhugong (陶朱公).
Kehidupan awal
Fan Li adalah murid generasi kelima dari Baili Xi (百里溪), politikus Qin yang brilian. Dimasa mudanya dia mempelajari astronomi, literatur, geografi dan seni perang. Dari negara asalnya, Chu, dia mengembara ke seluruh negeri sebelum akhirnya sampai di negara Yue (sekarang Zhejiang). Di Yue, Fan Li dipanggil ke istana Raja Goujian atas rekomendasi dari temannya, Wen Zhong (文种) dan Ratu Jiyu (姬 玉), istri Goujian.
Goujian terkesan akan kemampuan Fan Li dalam menganalisis situasi politik dan menyadari bahwa dia bukanlah orang biasa. Raja lalu mengundangnya menghadiri rapat kabinet untuk membahas persiapan perang menghadapi invasi Raja Helu (吴王阖闾) dari Wu (sekarang Jiangsu). Dalam rapat ini, Fan berhasil membujuk Goujian untuk menjawab tantangan perang Wu dan menyarankan sejumlah siasat. Goujian pun akhirnya mengangkatnya sebagai penasihat militer dan Wen Zhong sebagai wakilnya.
Unjuk bakat untuk pertama kali
Pasukan Wu yang dipimpin langsung oleh Raja Helu pun akhirnya tiba dengan kekuatan sebesar 30.000 orang. Mereka membangun markas di Zuili. Goujian memilih satu resimen tempur dan maju ke Zuili untuk menghadapi musuh. Dua kekuatan bertempur dengan brutal, menimbulkan banyak kepulan debu di medan perang. Saat itu pasukan Wu sedang berada dalam kondisi puncak. Semangat mereka sedang berapi-api, sementara pasukan Yue tetap menjaga posisi di belakang garis pertahanan dan menahan hujan anak panah dengan perisai. Pertahanan Yue sangat kokoh, hingga menjelang senja pasukan Wu mundur karena sadar serangan pertamanya gagal.
Keesokan harinya pasukan Wu melancarkan serangan yang lebih hebat lagi dengan formasi perang yang terdiri atas tentara berbaju besi berkilat bersenjata lengkap dan dikawal para pemanah. Dalam babak ini pasukan Yue menderita kekalahan, sebelum jatuh korban lebih banyak Fan buru-buru memerintahkan mundur sementara.
Merasa sudah di atas angin dan percaya diri yang kelewatan, Raja Helu merencanakan serangan besar-besaran untuk segera mengakhiri perang. Sementara itu, di markas pasukan Yue, Fan Li sudah menyusun strategi selanjutnya. Strategi yang terkenal ini disebut “membunuh ayam untuk mengejutkan kera” diilhami dari siasat pemburu dalam menangkap kera. Dimasa lampau seorang pemburu membawa ayam jantan ketika akan menangkap kera, dia akan memotong ayam itu di hadapan kera untuk mengejutkannya. Si kera yang terkejut dengan pembunuhan itu menutupi wajahnya dengan tangan sehingga memberi kesempatan untuk si pemburu menangkapnya.
Berdasarkan inspirasi ini Fan mengusulkan menciptakan teror ke jantung musuh, saat musuh ketakutan mereka akan bergerak lambat. Dalam keadaan psikologi yang kacau itulah mereka memakai kesempatan untuk memecah formasi musuh. Maka Fan memerintahkan 300 orang tahanan untuk maju ke garis depan dan melakukan bunuh diri massal, disaat yang sama 500 pasukan Yue ditempatkan di tempat tersembunyi untuk melakukan sergapan.
Pagi berikutnya 300 tahanan itu berbaris menuju pasukan Wu dan secara bersamaan mereka menggorok lehernya. Darah tumpah kemana-mana mengubah tanah menjadi lautan merah darah. Terkejut dengan pemandangan mengerikan itu, pasukan Wu yang semula bersemangat tinggi itu termangu. Mereka ketakutan oleh teror mental dan moralnya jatuh. Melihat formasi musuh kacau, pasukan Yue menyerang dengan dahsyat. Pasukan Wu tercerai berai dan korban berjatuhan di antara mereka.
Raja Helu terluka dalam pertempuran itu dan melarikan diri. Dalam perjalanan pulang, dia meninggal karena lukanya. Dengan demikian Fan Li telah sukses dalam tugas pertamanya memenangkan pertempuran Zuili melawan musuh yang lebih kuat. Goujian sangat terpesona dengan bakatnya yang luar biasa.
Kekalahan Yue
Setelah menang dalam pertempuran Zuili, Raja Goujian terlena. Ia menjadi sombong dan mulai mengabaikan masalah negara, kerjanya menerima hadiah, pesta pora, dan berburu. Namun Fan Li tidak turut mabuk kemenangan, sebaliknya dia mengkhawatirkan masa depan Yue karena raja baru Wu, Fuchai (吴王夫差) telah mengkonsolidasikan kekuatan dan menyusun rencana balas dendam atas kematian ayahnya. Dibantu oleh jendral veteran, Wu Zixu(伍子胥), Fuchai menata ulang pasukannya dan siap melakukan serangan balasan.
Tahun 494 SM, Raja Fuchai memimpin pasukannya menyeberangi Danau Taihu untuk menyerang Yue. Merasa bisa mengulang sukses di Zuili, Raja Goujian menyambut serangan Wu dengan gegabah, nasihat Fan Li yang tidak dianggap dan Fan hanya ditempatkan di garis belakang. Pertempuran sengit berlangsung di dekat Danau Taihu. Pasukan Yue menderita kekalahan besar. Hanya karena bala bantuan Wen Zhong dan Fan Li lah Goujian berhasil mundur sampai ke Gunung Huiji dimana mereka akhirnya dikepung pasukan Wu.
Pasukan Wu memutus jalur air dan logistik sehingga pasukan Yue yang terkepung mulai kehabisan makanan dan air. Hanya 5000 orang yang tersisa dan mereka terlalu lemah untuk bertempur. Goujian putus asa dan menyesal tidak mendengarkan nasihat Fan Li. Fan Li menyarankan Goujian untuk mengadakan negosiasi damai, saran ini diterima.
Turut menderita bersama sang raja
Negosiasi damai pertama dengan Wu gagal karena Wu Zixu mengingatkan bahwa balas dendam belum terpenuhi dan Goujian harus dibunuh agar tidak menjadi bahaya di kemudian hari. Namun Fan Li tidak kehilangan akal, dia mendekati Bo Pi, mentri kepercayaan Fuchai yang rakus dan tamak. Fan menyuap Bo Pi dengan emas dan wanita. Setelah menerima sogokan itu, Bo membujuk Fuchai untuk menerima tawaran damai dari Yue.
Fuchai menerima tawaran damai Yue dan sebagai hukumannya Raja Goujian dan istrinya, Ratu Jiyu harus tinggal di Wu sebagai budak selama tiga tahun. Fan Li bersedia menawarkan diri untuk mendampingi Goujian selama masa hukuman di Yue yang penuh siksaan dan penderitaan.Sesamapi di Wu, Goujian dipermalukan dengan dipaksa berlutut menyembah Fuchai. Hati Fan Li sangat tersayat melihatnya, namun dia hanya bisa menghibur Goujian agar tabah dan sabar menerima cobaan ini.
Di negara Wu, Goujian, Ratu Jiyu dan Fan Li tinggal di sebuah kandang kuda di dekat makam Raja Helu. Setiap hari mereka harus melakukan pekerjaan kasar seperti merawat kuda, membersihkan kandang, dan membersihkan makam sehingga tubuh mereka bau dan kotor. Selain itu mereka juga harus menerima cemoohan dari Fuchai setiap menemuinya.
Fuchai telah mempelajari bahwa Fan Li lah yang menyusun strategi “membunuh ayam untuk mengejutkan kera” dan memenangkan pertempuran Zuili dan Fan Li juga yang berperan besar dalam usaha mundur ke Gunung Huiji. Maka Fuchai mencoba membujuk Fan untuk melayaninya dengan jabatan tinggi dan kekayaan. Namun dengan sopan Fan menolak tawaran ini dan tetap setia pada Goujian.
Tiga tahun berlalu dan Goujian telah melakukan tugasnya sebagai budak tanpa mengeluh sehingga Fuchai mengiranya sudah menyesal dan tidak perlu ditakuti lagi. Selama itu pula Fan Li berkali-kali membantu menyelamatkannya dari Wu Zixu yang terus berusaha menghabisi nyawanya. Wu telah membaca kepura-puraan Goujian namun nasihat-nasihatnya tidak didengar oleh Fuchai yang lebih mempercayai si korup, Bo Pi. Setelah habis masa tahanannya, Fuchai mengizinkan mereka pulang ke Yue.

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA PERDAGANGAN FAN LI / 范蠡 / TAO ZHUGONG / 陶朱公 bagian1

Dewa Harta Sipil 文財神




Bigan (Hanzi= 比干) merupakan tokoh historis yang hidup pada masa akhir Dinasti Shang. Ia adalah putra Wen Ding (文丁), keturunan Zi (子), dan merupakan keluarga kerajaan, yaitu paman dari raja terakhir Dinasti Shang yang bernama Zhou Xin (紂王). Selain dipuja oleh masyarakat China secara umum, ia terutama dipuja oleh keluarga Lin (林) di seluruh dunia.
Ia merupakan satu-satunya penasihat raja Zhou dari Dinasti Shang yang masih setia menemani serta menasihati keponakannya yang korup, sementara dua pamannya yang lain memilih untuk mengundurkan diri. Raja Zhou merasa terganggu hingga akhirnya Daji (妲己), selir kesayangannya, berkata bahwa dirinya ingin membuktikan kebenaran pepatah kuno China bahwa "jantung seorang pria yang baik memiliki tujuh lubang" (七巧玲瓏心). Bigan kemudian dieksekusi dengan jalan jantungnya dikeluarkan (比干剖心).
Karena Bigan tidak mementingkan diri sendiri serta adil dan jujur, ia tidak memiliki jantung untuk dirinya sendiri. Masyarakat memujanya sebagai Dewa Harta Sipil.
Legenda mengatakan bahwa para pebisnis yang diberkahi Bigan hanyalah yang melakukan bisnis jujur. Ia digambarkan berpakaian pejabat sipil China kuno lengkap dengan topi khas dan jubah bermotif, membawa batangan emas atau perak di kakinya serta tongkat ruyi (tongkat berbentuk seperti huruf "S" yang biasanya terbuat dari giok) yang dapat mengubah batu dan besi menjadi emas.

READ MORE - Dewa Harta Sipil 文財神

DEWA PELINDUNG PERDAGANGAN - GUAN DI / KOAN KONG / 關聖帝君



GUAN DI - Koan Kong - 關聖帝君Guan Di (Koan Te - Hokkian) atau secara umum di sebut Guan Gong (Koan Kong - Hokkian) yang berarti Paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang hidup pada jaman San Guo (221 - 269 M ).Nama aslinya adalah Guan Yu (Koan I - Hokkian) alias Guan Yun Chan (Koan In Tiang - Hokkian). Oleh kaisar Han, ia diberi gelar Han Shou Ting Hou (Han Siu Teng Houw - Hokkian).
Guan Di dipuja karena kejujuran dan kesetiaannya. Dia adalah lambang atau tauladan kesatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya.Sebab itu Guan Di banyak dipuja dikalangan masyarakat, disamping kelenteng-kelenteng khusus.
Gambar - gambarnya banyak dipasang dirumah - rumah pribadi, toko, Bank, kantor polisi, pengadilan sampai ke markas organisasi mafia. Para anggota perkumpulan rahasia itu biasanya melakukan sumpah setia dihadapan altar Guan Di.Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Guan Di dipuja sebagai Dewa pelindung perdagangan, Dewa pelindung kesusasteraan dan Dewa pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan.
Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Guan Di, harus diartikan sebagai dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watakGuan Yu yang budiman. Guan Yu adalah penduduk asli kabupaten Hedong (sekarang Jiezhou) di propinsi Shanxi. Bentuk tubuhnya tinggi besar, beijenggot panjang dan berwajah merah. Tentang wajahnya yang berwama merah ini ada cerita tersendiri yang tidak terdapat dalam novel San Guo (Kisah Tiga Negeri).

READ MORE - DEWA PELINDUNG PERDAGANGAN - GUAN DI / KOAN KONG / 關聖帝君

KISAH DAN ASAL USUL DU DI GONG (TO THI KONG - HOKKIAN ) DEWA BUMI / DEWA PERDAGANGAN / DEWA PERTANIAN

Kaum petani menganggap DU DI GONG sebagai Dewa pelindungnya.
Kaum pedagang memandangnya sebagai roh suci yang memasok rejeki. Dan masyarakat umum memandangnya sebagai pelindungkeselamatan.
Sebab itulah perayaan dan sembahyang untuk Du Di Gong paling banyak dilakukan dalam setahun. Pada masa yang lalu banyak kaum pedagang yang bersembahyang pada tiap tanggal 1 dan 16 Imlik tiap bulan. Sembahyang ini disebut "zuoya" atau "ya-fu" dengan tujuan untuk memohon perlindungan dan rejeki dari sang Dewa. Upacara sembahyang pada tanggal 2 bulan 1 Imlik disebut "tou-ya" (Thou-ge - Hokkian), tanggal 2 bulan 2 Imlik disebut sembahyang "ya-li" untuk merayakan hari ulang tahun Tu Di, dan tangga 16 bulan 12 Imlik disebut "wei-ya" (atau penutup).
Biasanya sembahyang ini diikuti dengan perayaan yang dimeriahkan dengan pertunjukkan wayang dan tari-tarian. Sedangkan kaum tani karena menganggap hasil jerih payahnya itu adalah hasil lindungan dari sang Dewa Bumi mereka memilih tanggal 15 bulan 8 Imlik yaitu yang lazim disebut hari raya Zhong-qiu untuk mengadakan sembahyang berterima kasih kepadanya karena hasil panennya baik. Perayaan Zong-Chiu (Tiong Ciu) atau dikenal dengan Mooncake Festival ini sangat meriah tidak hanya di desa-desa tapi juga di kota-kota besar, bahkan kota megapolitan seperti Beijing, Shanghai, Taipei, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapore dan Jakarta.
Tidak diketinggalan hampir disetiap pusat perdagangan pasti memiliki kelenteng Hok Tek Tjin Sin seperti:
JAKARTA
- Vihara Dewa Amurvha Bumi, Jl. Dr.Satrio Karet - Kuningan
- Kelenteng Hok Tek Tjin Sin - Pasar Baru
- Kelenteng Hok Tek Tjin Sin - Tanah Abang
TANGERANG
- Kelenteng Boen San Bio - Tangerang
BANDUNG
- Vihara Amurvha Bumi - Dkt Kartika Sari - Bandung
SEMARANG
- Kelenteng Thay Kak Sie - Wonorojo Semarang

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DU DI GONG (TO THI KONG - HOKKIAN ) DEWA BUMI / DEWA PERDAGANGAN / DEWA PERTANIAN

KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / WU LU CAY SHEN / 五路財神 bagian 2


Dewa Rejeki 5 Penjuru : Wu Lu Cai Shen (Hanzi=五路財神; pinyin=Wŭ lù cái shén; Hokkien=Ngo Lo Cai Sin), yaitu Dewa Harta dari Lima Jalan atau Dewa Harta Lima Penjuru.
Dalam buku Feng Shen Bang, Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun (Hanzi=正一玄壇真君; Hokkien=Ceng It Hian Than Cin Kun). Xuan Tan Zhen Jun mempunyai empat pengiring yang disebut Cai Shen Shi Zi (Hanzi=財神使者; lit. Duta Dewa Kekayaan). Ia bersama keempat pengiringnya itu sering ditampilkan secara bersama-sama dalam bentuk gambar dan disebut Wu Lu Cai Shen.
Keempatnya adalah:
1. Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Hanzi=招寳天尊蕭升; lit. Malaikat Pemanggil Mustika)
2. Xiao Sheng (Hanzi= 蕭升) adalah Dewa Harta Timur.
Na Zhen Tian Zun Zen Bao(Hanzi= 納珍天尊震寳; lit. Malaikat Pemungut Benda Berharga)
3. Cao Bao (Hanzi= 震寳) adalah Dewa Harta Barat.
Hao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Hanzi=招財使者陳九公; lit.
3. Duta Pemanggil Kekayaan) Chen Jiu Gong (Hanzi= 陳九公) adalah Dewa Harta Selatan.
4. Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Hanzi= 利市仙官姚少司; lit. Pejabat Dewa Keuntungan)
5. Yao Shao Si (Hanzi= 姚少司) adalah Dewa Harta Utara.
Selain Zhao Gong Ming, kelimanya tidak pernah dipuja secara terpisah. Hari raya untuk Wu Lu Cai Shen ditetapkan setiap tanggal 5 bulan 1 penanggalan Imlek.


READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / WU LU CAY SHEN / 五路財神 bagian 2

KISAH DAN ASAL USUL DEWA KEKAYAAN SIPIL DAN MILITER / Wen Wu Cai Shen / 文武財神; - DEWA KWAN KONG / Guan Yu dan DEWA BIGAN - 比干 (Baca Pi Kan)

 

Wen Wu Cai Shen (Hanzi=文武財神; Hokkien=Bun Bu Cai Sin) adalah Dewa Harta Sipil dan Militer. Cai Shen yang tergolong dalam kelompok ini adalah Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming (Hanzi= 玄壇元帥趙公明; Hokkien= Hian Tan Gwan Swe Tio Kong Beng), Guan Gong (Hanzi= 關公; Kwan Kong) dan Bigan - 比干
Zhao Gong Ming Zhao Gong Ming (Hanzi= 赵公明; Hokkien=Tio Kong Beng) adalah salah satu Cai Shen yang ikonnya selalu tampil setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Ia juga disebut "Dewa Kabar Baik" karena dapat memberikan kebahagiaan pada orang-orang. Zhao Gong Ming selalu membantu semua manusia berbudi luhur dan rajin yang sedang mengalami kesulitan sehingga menjadi berbahagia. Itulah sebabnya dirinya disebut Dewa Rejeki.[5]
Sebagai Dewa Harta Militer, Zhao Gong Ming sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, satu tangan menggenggam ruyung dan tangan yang lain membawa sebongkah emas, dan mengendarai seekor harimau hitam. Penggambaran ini berdasarkan buku Feng Shen Bang (Hanzi= 封神榜; lit. Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).[3] Ia merupakan pemimpin Wu Lu Cai Shen atau Dewa Harta Lima Jalan dan menjadi Dewa Harta Tengah dalam Dewa Harta Lima Penjuru. Perayaan hari raya untuknya adalah setiap tanggal 15 bulan 3 penanggalan Imlek.[2]
Guan Gong Guan Gong dahulu pernah menjadi gubernur wilayah Yong An. Ia memimpin dengan adil dan bijaksana sehingga kota tersebut menjadi berkembang pesat dan makmur, semua rakyatnya tidak pernah berkekurangan. Ia dikenal murah hati; hadiah-hadiah seperti sutra dan emas yang ia terima tidak pernah ia gunakan, melainkan ia berikan untuk kesejahteraan rakyatnya.[5] Guan Yu dikenal dalam kisahnya menjaga kakak iparnya (istri Liu Bei) selama dalam perjalanan berdua, sehingga masyarakat China menghormati serta memuja kesetiaannya.
Para pedagang di China zaman dahulu memuja Guan Gong untuk melindungi mereka dari penyamun dan malapetaka lain selama dalam perjalanan bisnis. Akhirnya, ia dipuja bukan hanya sebagai dewa pelindung para pedagang dalam perjalanan, tetapi juga sebagai Cai Shen.[5] Karena watak Guan Gong yang lurus dan jujur, ia tidak akan memberkati bisnis atau pedagang yang curang. Sebagai Cai Shen dan pelindung, rupang yang digunakan pada altar adalah yang dalam posisi siaga memegang senjata guan dao.
Bigan Bigan (Hanzi= 比干) merupakan tokoh historis yang hidup pada masa akhir Dinasti Shang. Ia adalah putra Wen Ding (文丁), keturunan Zi (子), dan merupakan keluarga kerajaan, yaitu paman dari raja terakhir Dinasti Shang yang bernama Zhou Xin (紂王). Selain dipuja oleh masyarakat China secara umum, ia terutama dipuja oleh keluarga Lin (林) di seluruh dunia.[4]
Ia merupakan satu-satunya penasihat raja Zhou dari Dinasti Shang yang masih setia menemani serta menasihati keponakannya yang korup, sementara dua pamannya yang lain memilih untuk mengundurkan diri. Raja Zhou merasa terganggu hingga akhirnya Daji (妲己), selir kesayangannya, berkata bahwa dirinya ingin membuktikan kebenaran pepatah kuno China bahwa "jantung seorang pria yang baik memiliki tujuh lubang" (七巧玲瓏心). Bigan kemudian dieksekusi dengan jalan jantungnya dikeluarkan (比干剖心).[4]
Karena Bigan tidak mementingkan diri sendiri serta adil dan jujur, ia tidak memiliki jantung untuk dirinya sendiri. Masyarakat memujanya sebagai Dewa Harta Sipil.[4] Legenda mengatakan bahwa para pebisnis yang diberkahi Bigan hanyalah yang melakukan bisnis jujur. Ia digambarkan berpakaian pejabat sipil China kuno lengkap dengan topi khas dan jubah bermotif, membawa batangan emas atau perak di kakinya serta tongkat ruyi (tongkat berbentuk seperti huruf "S" yang biasanya terbuat dari giok)[6] yang dapat mengubah batu dan besi menjadi emas.





READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA KEKAYAAN SIPIL DAN MILITER / Wen Wu Cai Shen / 文武財神; - DEWA KWAN KONG / Guan Yu dan DEWA BIGAN - 比干 (Baca Pi Kan)

KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG bagian 2

Doa pemujaan kepada Zhao Gong Ming adalah sebagai berikut:
趙元帥寶誥 (Zhao Yuan Shuai Bao Gao)
志心皈命禮 (Zhi Xin Gui Ming Li)
北極猛將 (Bei Ji Meng Jiang)
右部天尊大元帥 (You Bu Tian Zun Da Yuan Shuai)
黑面丹脣 仁慈濟眾 (Hei Mian Dan Chun, Ren Ci Ji Zhong)
德佈乾坤 義雨宏施 (De Bu Qian Kun, Yi Yu Hong Shi)
罰逆惡倫 英雄柄冠(Fa Ni E Lun, Ying Xiong Bing Guan)
杵伏魔氛 神目如電 (Chu Fu Mo Fen, Shen Mu Ru Lei)
法視善門 照護九州 (Fa Shi Shan Men, Zhao Hu Jiu Zhou)
輔佐上帝 威鎮玄門 (Fu Zuo Shang Di, Wei Zheng Xuan Men)
檢舉人世 常佑國君 (Jian Ju Ren Shi, Chang You Guo Jun)
鑒視男女 三綱五倫 (Qian Shi Nan Nv, San Gang Wu Lun)
誠心朗誦 桂子蘭孫 (Cheng Xin Lang Song, Gui Zi Lan Sun)
大悲大願 大聖大慈 (Da Ci Da Yuan, Da Sheng Da Ci)
救苦消災 (Jiu Ku Xiao Zhai)
北極玄天上帝右部 (Bei Ji Xuan Tian Shang Di You Bu)
趙大元帥萬靈天尊 (Zhao Da Yuan Shuai Wan Ling Tian Zun)


READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG bagian 2

Cara Berdoa kepada 5 Penjuru Dewa Rejeki

5 Penjuru dewa rejeki adalah dewata terkaya dibumi, yang memimpin ratusan bala tentara dewata yang menguasai gunung, kota dan dewa tanah/lokal setempat, yang juga pemimpin dari 36 bintang rejeki , dan tinggal di surgaloka tingkat ke-35
Dilangit dewata terkaya adalah catur maharajika (Se ta thien wang )
Di alam Bodhisattva adalah 5 jambhala ,
Di laut adalah Raja Naga, di bumi tak lain adalah 5 dewa rejeki ( Yang mewakili 5 dewa kota/Gunung/ lokal)

Karena dekat dengan alam manusia, memohon rejeki dan kekayaan kepada 5 penjuru dewa rejeki adalah sangat tepat, karena pemohonan kita lebih cepat tercapai, jika kita dapat mengerakkan hati beliau maka dewa rejeki dapat memberkahti kita keberuntungan, kekayaan , penolong ( Kui-jen) dan bebas dari wabah penyakit juga dari serangan hama bagi pertanian, perkebunan dan perternakan juga dapat menghilangkan penyakit kulit serta gangguan mara.
Bagi umat yang ingin buka usaha/ profesi dapat maju berkembang, berlatih sadhana 5 penjuru dewa rejeki, dapat membantu usaha mereka selalu dilindungi dan diberkati. 5 penjuru dewa rejeki memiliki tugas masing2;
1. Dewa Rejeki Tengah : Memberikan kemakmuran
2. Dewa Rejeki Timur : Memberikan keberuntungan
3. Dewa rejeki Selatan : Memberikan pusaka
4. Dewa rejeki Barat : Memberikan Kesehatan
5. Dewa rejeki Utara : memberikan penolong ( Kui-Jen) ,menolak bala.
Wujud Rupang Versi Lain 5 Penjuru Dewa Rejeki adalah:
1. Yang tengah (nenek nenek) : 中央财神
Nama : Wang Mu Niangniang 王母娘娘 asal usul : Perwujudan Yaochijinmu Kunci : sering Memohon dengan tulus spesialisasi : segala urusan
2.Timur 东路财神 (Pejabat bawa simpoa, kuas, dan dikaki ada ikan naga)
nama : Cai Lun 蔡伦 Selatan (membawa bejana harta dan menginjak gunung emas)
3.nama: Zheng Tong 郑通 Barat (kakek bawa papan komando dan ada burung bangau)
4.nama : 岳公武帝 yue gong wu di Utara (bawa hulu dan cermin)
5.nama: 日光童子 ri guang tong zi

READ MORE - Cara Berdoa kepada 5 Penjuru Dewa Rejeki

KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG) bagian 1


Siapakah Zhao Gong Ming 趙公明 ?

Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Yang paling terkenal adalah Riwayat 趙公明 Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang tertulis dalam 封神榜 Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa). Dalam Feng Shen Bang ini diceritakan sebagai berikut:Kaisar Zhou Wang {Tiu Ong} dari Kerajaan Shang memerintahkan Wen Zhong {Bun Tiong} jendralnya yang terkenal, untuk menyerbu Xi Chi, basis pertahanan pasukan Wen Wang {Bun Ong}. Untuk mencapai tujuannya tersebut, Wen Zhong minta bantuan 6 orang sakti untuk membentuk formasi barisan yang disebut Shi Jue Zhen {Si Ciap Tin} – Sepuluh Barisan Pemusnah. Tapi 姜子牙 Jiang Zi Ya berhasil menghancurkan 6 di antaranya. Melihat kekalahan di pihaknya, Wen Zhong meminta bantuan Zhao Gong Ming yang pada waktu itu sedang bertapa di gua Lou Fu Dong, pegunungan E Mei Shan {Go Bi San}.
Zhao Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu. Pada waktu ia turun gunung, seekor harimau besar menerkam. Harimau itu tak berkutik di bawah tudingan 2 jari tangannya. Kemudian ia mengendarai harimau yang telah diikat lehernya dengan angkin (sejenis kain). Pada dahi si raja hutan tersebut ditempelkan selembar Hu (Surat Jimat). Selanjutnya harimau itu menjadi tunggangannya & tunduk pada perintahnya.
Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya. Setelah beberapa jurus, Zhao Gong Ming mengeluarkan ruyung saktinya & menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh & tewas. Tapi, datanglah Guang Cheng Zi {Kong Sheng Cu} yang lalu menolong Zi Ya sehingga ia hidup kembali. Huang Long Zhen Ren {Wi Liong Cin Jin} keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi ia tertawan oleh tali wasiat Zhao Gong Ming. Chi Jing Zi & Guang Cheng Zi juga terpukul jatuh oleh pertapa dengan banyak kesaktian tersebut.
Kemudian Jiang Zi Ya mendapat bantuan dari Xiao Sheng, seorang sakti dari pegunungan Wu Yi Shan. Semua wasiat dari Zhao Gong Ming berhasil dirampas. Karena merasa malu Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (Pulau 3 Dewa) untuk menemui Yun Xiao Niang Niang, seorang petapa wanita yang sakti. Zhao Gong Ming meminjam sebuah gunting wasiat kepada Yun Xiao Niang Niang untuk merebut kembali wasiat-wasiatnya yang dirampas musuh.
Ternyata gunting wasiat itu adalah 2 ekor naga yang berubah wujud, dengan kemampuan yang luar biasa. Banyak dewa-dewa sakti dari pihak Jiang Zi Ya terpotong menjadi 2 bagian & tewas karena pusaka ini. Jiang Zi Ya menjadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar. Pada saat yang kritis ini datanglah seorang Taoist dari pegunungan Gun Lun Shan {Kun Lun San} yang bernama Lu Ya. Lu Ya menyuruh Jiang Zi Ya membuat boneka dari rumput. Pada tubuh boneka rumput tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Pada bagian kepala & kaki dipasang masing-masing sebuah pelita kecil. Di depan boneka Zhao Gong Ming tersebut diadakan sembahyangan selama 21 hari berturut-turut. Jiang Zi Ya atas nasehat Lu Ya bersembahyang di situ beberapa hari. Ia terus bersembahyang sampai suatu hari Zhao Gong Ming merasakan jantungnya berdebar-debar, badannya terasa panas dingin tak menentu. Semangat & tenaganya lenyap. Pada hari ke-21, setelah mencuci rambutnya, Jiang Zi Ya mementang busur & mengarahkan anak panah ke mata kiri boneka rumput tersebut. Zhao Gong Ming yang berada di kubu pasukan Shang, mendadak merasa mata kirinya sakit sekali & kemudian menjadi buta. Panah Jiang Zi Ya berikutnya diarahkan ke mata kanan boneka Zhao Gong Ming & panah ketiga diarahkan ke jantungnya. Akhirnya Zhao Gong Ming yang sakti ini tewas terpanah oleh Jiang Zi Ya.
Dewa Kekayaan ini sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, 1 tangan menggenggam ruyung & tangan yang lain membawa sebongkah emas, mengendarai seekor harimau hitam. Ini merupakan gambaran berdasarkan buku Feng Shen Bang tersebut.

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL DEWA REJEKI 5 PENJURU / PEMIMPIN DEWA REJEKI ZHAO GONG MIN (CENG IT THIAN KUNG / HAN TAN KONG) bagian 1

KISAH DAN ASAL USUL WU LU CAY SHEN / 五路財神 /DEWA REJEKI LIMA PENJURU bagian 1

Wu Lu Cai Shen (Hanzi=五路財神; pinyin=Wŭ lù cái shén; Hokkien=Ngo Lo Cai Sin), yaitu Dewa Harta dari Lima Jalan atau Dewa Harta Lima Penjuru.
Setelah Wen Wang berhasil menghancurkan pasukan Shang & mendirikan dinasti Zhou, Jiang Zi Ya 姜子牙 melaksanakan perintah gurunya untuk mengadakan pelantikan para malaikat. Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut 正一玄壇真君 Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun {Ceng It Hian Than Cin Kun}.
Xuan Tan Zhen Jun mempunyai 4 pengiring yang disebut 財神使者 Cai Shen Shi Zi, Duta Dewa Kekayaan, yaitu :
1. 招寳天尊蕭升Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Malaikat Pemanggil Mestika)
2. 納珍天尊震寳Na Zhen Tian Zun Zen Bao (Malaikat Pemungut Benda Berharga.
3. 招財使者陳九公Zhao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Duta Pemanggil Kekayaan)
4. 利市仙官姚少司Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Pejabat Dewa Keuntungan)

Xuan Tan Zhen Jun bersama 4 pengiringnya ini sering ditampilkan secara bersama-sama dalam bentuk gambar & disebut Wu Lu Cai Shen {Ngo Lo Cai Sin} – Dewa Kekayaan dari Lima Penjuru .
dikutip dari buku Dewa Dewi Kelenteng hal 177 #

READ MORE - KISAH DAN ASAL USUL WU LU CAY SHEN / 五路財神 /DEWA REJEKI LIMA PENJURU bagian 1

Delapan Makhluk Abadi

Meskipun legenda tentang delapan makhluk abadi hanyalah mitos semata, mereka menunjukkan keinginan bangsa Cina untuk memahami misteri alam dan pencarian mereka untuk kehidupan yang lebih balk. Delapan Mahkluk Abadi muncul di banyak karya sastra, dan cerita tentang Delapan Mahkluk Abadi Menyeberangi Lautan telah menjadi mitos klasik dan hidup yang paling disukai dalam sejarah Cina. 

Suatu hari Delapan Makhluk Abadi  menyeberangi Laut Timur. Lu Dongbin disarankan naik kapal pesiar untuk bersantai, maka ia mengambil tongkat kruk Guaili dan melemparkannya ke laut. Seketika, kruk itu menjadi kapal luas yang indah. Delapan Mahkluk Abadi menaiki-nya berlayar dan bersenang-senang. Pangeran Hua Long, putra ketujuh dari Raja Naga dari Laut mendengar musik surgawi dari permukaan Taut. Ia penasaran ingin tahu dan memutuskan untuk melihatnya, Hua Long melihat kapal dengan delapan dewa bertampang asing berada di atasnya. Salah satu dari mereka adalah gadis belia cantik, He Xiangu  yang seketika membuat pangeran jatuh hati. Mendadak ombak besar melanda kapal dan membalikkannya. Dalam kekalutan Tie Guaili  kehilangan tongkat kruknya dan meraih botol tabu. Han Zhongli  merentangkan kipasnya untuk dinaikinya, sedangkan Zhang Guolao  menjentikkan jemarinya dan segera men unggangi keledainya. Lan Caihe  berpegang erat-erat pada keranjangnya dan Han Xiangzi menggunkan seruling ajaibnya sebagai tunganggan. Cao Guojiu mengambang di permukaan Taut dengan melangkah ke anak gentanya, sedangkan Lu Dongbin  terpana tidak menyadari dia telah basah kuyup dari kepala sampai kaki. Seseorang telah hilang—He Xiangu, karena ia diculik dan dibawa ke Istana Naga Laut 

Pangeran telah mengumpulkan pasukan tentaranYa yang terdiri dari udang dan kepiting dan mengakibatkan gelombang ombak raksasa untuk membalikkan kapal. Bagaikan capung yang ringan, Han Zhongli mendarat dengan ahli di ujung ombak dan menggunakan kipasnya untuk menyapu jauh-jauh pasukan tentara kepiting suruhan pangeran. Hal ini membuat Pangeran Hua Long murka dan berubah menjadi hiu besar untuk menyerang Han Zhongli. Pada saat itu, Tie Guaili memberi isyarat ke laut dan tongkat kruknya melayang di udara. Tie Guaili mengayunkan kruknya yang kuat untuk memukul hiu, tetapi tongkat malah mendarat di gurita raksasa. Seandainya saja Lan Caihe tidak menggunakan keranjangnya untuk menangkap gurita itu, mungkin Guaili akan ditelan olehnya. Hiu dan gurita adalah bentuk jelmaan sang pangeran. 

Tatkala ia melihat keranjang Lan Caihe melayang-layang di atas dirinya, Pangeran Hua Long berubah menjadi ular taut dan merayap kabur. Zhang Guolao 1 menunganggi keledainya untuk mengejar Pangeran Hua Long, tetapi terlempar dari atas keledainya karena tung-gangannya itu digigit kakinya oleh setan kepiting. Cao Guojiu turun tangan untuk menyelamatkan Zhang Guolao dengan membunuh setan kepiting tersebut. Kemudian Delapan Makhluk Abadi pergi untuk membunuh Pangeran Hua Long. Ayahnya, Raja Naga Laut Timur bergabung dengan pasukan tentara bersama dengan raja naga lain untuk balas dendam. Maka terjadilah perang besar dan Guan Yin dari Laut Selatan emisahkan diri dari pertempuran untuk bermeditasi, enghentikan perang tersebut. Selanjutnya, orang enyebut Delapan Makhluk Abadi menyeberang lautan ntuk menggambarkan mereka yang mengandalkan emampuan khusus diri sendiri untuk menciptkakan eajaiban. Ada banyak legenda lain di seputar Delapan Makhluk Abadi. Selama rezim Jianlong, Pulau Shamen adalah tempat yang digunakan untuk memenjarakan narapidana. Sejak tahun kedua pemerintahan Kaisar Taizu, personel tentara yang melanggar hukum akan dibuang ke Pulau Shamen.

Populasi pulau bertambah seiring tahun-tahun berlalu. Oleh karena pemerintah hanya memberi makanan yang cukup bagi 300 orang raja, pangan menjadi semakin langka. Muncul pikiran kejam di benak kepala penjaga yang merencanakan akan mengikat tangan dan kaki sebagian narapidana dan menenggelamkan mereka ke dalam lautan sehingga populasi di pulau tetap di bawah angka 300. Sebagian narapidana mencoba melarikan diri tetapi sebagian besar berakhir dengan tertelan ombak besar. Suatu hari, lebih dari 59 narapidana mendengar bahwa mereka akan segera dieksekusi. Mereka menanti malam cerah ketika laut tenang dan mencoba kabur. Bergantung pada benda-benda bercahaya seperti buah labu dan tongkat kayu, mereka melompat ke laut dan mulai berenang menuju Gunung Penglai. Hanya delapan orang yang kuat dan ahli berhasil kabur hidup-hidup. Tujuh orang prig dan satu wanita berenang ke pantai dan bersembunyi di Lion Cave. Mereka ditemukan oleh nelayan keesokan harinya, dan ketika berita tersebar bahwa mereka berdelapan berenang terus menempuh perjalanan dari Pulau Shamen, semua orang takjub atas prestasi mereka dan menjuluki mereka "abadi". Kisah tentang delapan orang abadi tersebar .dan pelarian mereka dari penjara perlahan menjadi cerita tentang "Dl an Orang Abadi Menyeberangi Lautan . 

Delapan Abadi dan Delapan Harta Karun
Sebelum Dinasti Ming, ada berbagai versi berbeda tentang nama yang menceritakan Detapan Mahkluk Abadi. Hanya ketika Wu Yuantai menulis The Emergence of Eight immortals and their Journey to the East saat itulah Delapan Mahkluk Abadi diberi nama secara resmi: Tie Guaili, Han Zhongli, Lu Dongbin, Zhang Guolao, Can Guojiu, Han Xiangzi, Lan Caihe, dan He Xiangu. Konon Delapan Mahkluk Abadi diceritakan masing-masing mewakili sesuatu yang berbeda: pria, wanita, si tua, si belia si kaya, si mulia, si miskin, dan si rendah hati, Maka mereka tetap dekat dengan hati rakyat banyak dan dewa-dewi yang populer dalarn Taoisme. Ba.nyak Delapan Mahkluk Sue: didjrikan di Gina dan pemujanya sering ikut seta detain upacara agama. Delapan "senjata' mereka gunakan, yakni, genta, kipas, kruk, seruling, botot tabu, pengaduk akor kuda, keranjang dan sebagainya yang diberi istilah "Delapan Harta Karun".
 

READ MORE - Delapan Makhluk Abadi

Pelidung Pertukangan Kayu --- Legenda Lu Ban

Lu Ban, juga dikenal sebagai Gangshu Ban adalah seorang periode musim semi dan musim gugur. Karena memiliki keterampilan hebat dan menjadi warga negara bagian Lu, orang mulai menyebut Lu Ban.

Ada banyak kisah Lu Ban. Ini salah satunya:menurut legenda, Lu Ban melewati suatu tempat di Sichuan dan melihat pembangunan jembatan batu yang besar. Arsitek yang ceroboh Zhaozhang Moshi memiliki desain yang cacat, hingga ada celah jembatan. Lu Ban memotong selempang batu dan memberinya pada cui'er, seorang gadis miskin yang tidak mampumembeli gaun pengantinnya sendiri. Ia menyuruh si gadis menggunakan batu itu untuk menyambung jembatan. Gadis itu melakukan yang diperintahkan, dan jembatan batu itu pun tersambung.
READ MORE - Pelidung Pertukangan Kayu --- Legenda Lu Ban

閻羅王 (RAJA YAMA) bagian 9


KISAH DAN ASAL USUL 10 YAN LUO WANG 十殿閻羅王

9.Pengadilan Kesembilan -Raja Pin Deng

Raja Pin Deng berkuasa atas Neraka Avici yang terletak di Selatan Timur dari Karang Subur di bawah lautan. Neraka ini luasnya 8000 li x 8000 li. Neraka ini dikelilingi oleh kabel-kabel berduri yang tebal. Terdapat 16 neraka kecil di dalamnya yang melakukan penghukuman sebagai berikut :
1. Memukul tulang seseorang dan membakar tubuhnya
2. Menarik urat darah seseorang dan mengeluarkan tulang seseorang
3. Membiarkan burung gagak memakan hati seseorang
4. Membiarkan anjing memakan usus dan bagian perut lainnya dari seseorang
5. Menyembur badan seseorang dengan minyak panas
6. Menghantam otak seseorang, menarik keluar lidah dan giginya
7. Mengeluarkan otak seseorang dan menggantikannya dengan landak
8. Mengukus kepala seseorang dan mengeluarkan otaknya
9. Membiarkan kambing-kambing menarik otot seseorang dan membuatnya menjadi selai daging
10. Melumatkan kepala seseorang dengan kayu
11. Menggiling hati seseorang
12. Memandikan seseorang dengan sup mendidih
13. Membiarkan tawon-tawon menusuk seseorang
14. Membiarkan kalajengking-kalajengking meracuni seseorang
15. Membiarkan seseorang dimakan oleh semut-semut dan kemudian direbus
16. Membiarkan badan seseorang diikat dengan ular-ular ungu dan coklat.



READ MORE - 閻羅王 (RAJA YAMA) bagian 9
 

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Mengky Mangarek, salah satu IT preneur, penggemar kisah para Buddha, Bodhisattva serta penulis buku dan komik Zen, juga pernah mengisi di beberapa radio talk, seminar dan penulis / admin dibeberapa blog seperti Kisah Para Dewa dan Cetya Tathagata yang telah memiliki lebih dari 20,000 pembaca setia.

tentang penulis

tentang penulis
Jacky Raharja adalah seorang entrepreneur kelahiran 10 February 1982 dan berdomisili di Jakarta. Mengawali karier profesional sebagai seorang Marketer pada sebuah Top Multinational Company yang bergerak di bidang FMCG pada tahun 2007. Mempunyai passion yang sangat tinggi dalam hal brand management & strategic dan meninggalkan dunia profesional pada tahun 2013 sebagai Brand Manager demi mengejar passion lainnya yaitu menjadi seorang Entrepreneur yang mempunyai jaringan bisnis sendiri. Bergabung dengan Cetya Tathagata Jakarta sebagai bagian dari committee sejak tahun 2005 dan sebagai salah satu kontributor atas artikel-artikel pada social media Cetya Tathagata Jakarta.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.