Jangan Memasang Karakter/Huruf “FU” Secara Terbalik
Sebentar
lagi Festival Musim Semi, semua orang Tionghoa yang merayakan Imlek
biasanya akan menempelkan karakter huruf 福 (Fu) yang berarti
keberuntungan pada pintu, jendela, dinding atau palang rumah mereka. Hal
ini sudah menjadi kebiasaan turun temurun orang Tionghoa hingga
sekarang.
Tetapi, ada cerita yang unik dibalik pemasangan
karakter huruf 福 (Fu) yang dipasang secara terbalik dengan tujuan ucapan
selamat datangnya musim semi dan berdoa untuk kebahagiaan.
Namun
mengapa harus sampai ditempel secara terbalik? Apakah karena orang dulu
telah salah menempel lalu dipandang sebagai sesuatu yang bermakna
sehingga sampai sekarang orang menempelkan huruf Fu secara terbalik?
Atau adakah makna dibalik karakter Fu yang di tempel terbalik?
Konon Orang-orang dulu menyebutkan, menempel karakter Fu dengan cara
terbalik dalam bahasa China 福 倒 (Fu Dao) artinya “keberuntungan memutar
terbalik”, tetapi 倒 (dao) “terbalik” juga terdengar sama sebagai 到 (dao)
yang berarti “tiba”, dengan demikian representasi tersebut juga umumnya
berarti 福倒 (Fu Dao) yang artinya “keberuntungan yang akan tiba atau
datang”.
Dengan demikian tujuan mengubahnya terbalik adalah untuk
melambangkan makna “keberuntungan tiba atau datang” selama tahun baru
nanti. Ketika keberuntungan terbalik itu berarti “Keberuntungan datang”
atau “nasib telah tiba”. Di bawah ini ada asal usulnya.
Tetapi,
dalam menggantungkan karakter huruf 福 (FU) sebaiknya JANGAN DIBALIK.
Jangan ikut-ikutan tahayul yang salah. Nantinya bukan mendapatkan rejeki
dan harta, tapi malah mendapatkan musibah. Maka dari itu YANG BENAR
JANGAN SENGAJA DISALAH- SALAHKAN.
Karakter Fu Terbalik
Karakter huruf Fu yang dipasang terbalik pada pintu rumah
Karakter huruf Fu yang dipasang terbalik pada pintu rumah
Berikut asal usul kenapa huruf “Fu” sampai dipasang secara terbalik
Pada zaman dahulu, khususnya zaman dinasti Ming, ada seorang tukang
kayu yang sangat ternama. Ia pandai membangun rumah, tata letak rumah,
dan ia juga suka mengukir motif bunga yang indah di sebuah kayu atau
batang pohon. Konon ukiran atau lukisan hasil karyanya mirip seperti
aslinya. Karena keahliannya yang luar biasa dalam membangun, mengukir,
dan melukis, orang pada zaman itu menjulukinya dengan sebutan “Tai
Shan”.
Tai Shan adalah nama sebuah gunung yang terkenal dengan
keindahannya dan kekokohannya di propinsi Shan Dong, maksud mereka rumah
yang dibangun oleh “Tai Shan” akan sekokoh gunung Tai. Karena itu
barang siapa yang bisa memakai Tai Shan untuk membangun sebuah rumah
yang lengkap dengan segala ukiran dan lukisannya, akan disebut
beruntung.
Bahkan orang-orang dari seluruh penjuru negeri akan
berbondong-bondong melihat rumah itu dan mengaguminya, sehingga pemilik
rumah bertambah bangga. Dan biasanya jika Tai Shan sudah bersedia
membangun rumah yang indah untuk seseorang, maka orang itu akan menjamu
Tai Shan minuman anggur yang baik dan makanan yang lezat. Maksud mereka
adalah supaya Tai Shan dan semua muridnya bisa lebih semangat membangun
rumah mereka.
Suatu hari, ada seorang pedagang kaya yang berniat
mengundang Tai Shan dan para muridnya membangun rumah baginya. Sungguh
susah mengundang Tai Shan, ia harus mengantri lama dan bernegosiasi alot
untuk dapat mengundangnya. Setelah Tai Shan setuju, pedagang itu sangat
senang.
Ia terkagum-kagum saat menyaksikan rumahnya selesai
dibangun. “Sungguh seni tata ruang dan desain interior yang luar biasa, “
Demikian ia mengagumi karya Tai Shan. Belum lagi ukiran-ukiran indah
dengan nilai seni yang sangat tinggi menghiasi berbagai sudut rumah.
Lukisan yang seindah warna aslinya menambah elok rumah tersebut.
“Saya sudah pergi ke berbagai penjuru negeri, tetapi belum pernah
melihat rumah sekokoh dan seindah rumah ini.” Demikian si pemilik rumah
berkata kepada rekan-rekan bisnis dan orang-orang di sekitarnya.
Kabar ini tersiar luas sehingga para tentangga dan orang dari berbagai
daerah datang ke daerah itu hanya untuk membuktikan bahwa rumah kokoh
dan indah serta menjadi bahan pembicaraan masyarakat itu bukanlah isapan
jempol belaka.
Umumnya orang terkagum-kagum dan menghabiskan
waktu berjam-jam bahkan berhari-hari hanya untuk melihat setiap sudut
rumah sang pedagang. Untuk menyatakan kepuasan atas rumahnya, ia
mengadakan hajatan sebagai pengucapan syukur.
Ia bukan hanya
mengundang kerabat, rekan bisnis, dan tetangganya, tetapi juga
mengundang semua orang yang mengagumi rumahnya. Dan ia mengadakan pesta
yang terbesar yang pernah ada di daerah tersebut. Karena sang pedagang
kaya tahu bahwa Tai Shan dan para muridnya suka jeroan, seperti hati,
limpah, rempolo, usus, paru, jantung, maka ia menyimpan sejeroan hanya
untuk Tai Shan dan para muridnya.
Dan supaya lebih enak, semua
jeroan itu direndam di dalam minyak yang paling enak dan mahal saat itu,
lalu digoreng, dan setelah itu dibungkus rapi dalam kemasan yang baik.
Ini dimaksudkan agar Tai Shan dan muridnya, dalam perjalanan pulang ke
kampung mereka, masih bisa menyantap makanan kesukaan mereka itu.
Namun, Tai Shan waktu itu salah mengerti maksud sang pedagang kaya.
Ketika mereka tiba di tempat pesta, mereka melihat bahwa semua tamu
sudah menyantap makanan sehingga tersisa sedikit dan tidak ada sisa
jeroan sama sekali. Tai Shan berpikir bahwa si pedagang sungguh tidak
menghargainya karena tidak menyisihkan makanan kesukaannya.
Tai
Shan panas hati dan berniat memberi pelajaran kepada pemilik rumah. Pada
larut malam setelah semua orang tidur, Tai Shan dan para muridnya
diam-diam mulai membuat beberapa aksesori dalam rumah agar mudah rusak,
bahkan merusak beberapa aksesori penting (namun tidak mudah terlihat
kalau aksesori itu sudah dirusak). Tai Shan percaya kalau aksesori rumah
dirusak, maka ini akan mempengaruhi bisnis seseorang.
Pada
keesokan harinya, setelah selesai sarapan, mereka segera meninggalkan
rumah pedagang kaya itu dengan sikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Ketika berpamitan, sang pedagang menitipkan bungkusan yang lumayan besar
kepada para muridnya.
Pikirannya hanyalah sesegera mungkin
meninggalkan rumah itu agar bila si pedagang menemukan rumahnya telah
dirusak, maka tidak akan berpikir bahwa dia yang merusaknya, karena
dirumah pedagang itu sebagian tamu juga belum pulang.
Tai Shan
mengutuk dan mengomel pedagang itu sepanjang jalan. Ketika hari sudah
siang dan mereka sudah menempuh perjalanan yang jauh, seorang muridnya
memohon untuk istirahat dan mencari makan. Betapa terkejutnya Tai Shan
ketika para muridnya membuka bungkusan yang diberikan kepada mereka.
Ternyata jeroan yang diinginkannya semua ada didalam bingkisan itu.
“Demikian banyaknya, jangan-jangan semua jeroan disimpan hanya untuk
saya,” ujar Tai Shan.
Tai Shan pun menyadari bahwa dia telah
bersalah pada pedagang itu, hatinya tidak tenang. Akhirnya ia menulis
beberapa huruf “Fu” dan memerintahkan kepada para muridnya untuk segera
berlari dan menempelkan beberapa huruf “Fu” terbalik di semua pintu
rumah pedagang itu sambil berteriak, “Fu Dao Le!”.
“Ajaklah
sebanyak mungkin orang untuk bersama-sama berseru Fu Dao le. Hanya
dengan cara demikian kutuk dan kesialan yang dirancang Tai Shan bisa
dipatahkan, dan sebaliknya berkat akan melimpah pada pedagang itu,”
pesan Tai Shan.
Ketika para murid Tai Shan tiba di rumah pedagang
tersebut, terlihat bahwa sang pedagang bersiap untuk memulai bisnisnya,
maka para murid sesegera mungkin menempelkan “Fu Dao” sambil berseru
dan mengajak orang lain untuk berteriak “Fu Dao”.
Orang-orang pun
heran dan bertanya “Bukankah yang kalian tempel itu Fu Dao (berkat
terbalik)? Dan para murid Tai Shan pun menjawab, ”Ya, tetapi persamaan
bunyi dari huruf ini adalah Fu Dao (berkat sampai melimpah). Hanya
dengan demikian berkat itu akan melimpah dan keberuntungan akan mengalir
kepada pedagang itu.
Beberapa waktu berselang, pedagang kaya itu
bertambah makmur dan kaya raya. Oleh karena itu, orang-orang yang hadir
saat itu mulai menempelkan huruf Fu Dao di pintu-pintu mereka dengan
harapan berkat akan sampai dan melimpah dalam kehidupan mereka seperti
yang dialami pedagang tersebut.
Pada dewasa ini hampir di setiap
toko, pusat perbelanjaan, bahkan di pintu-pintu rumah tinggal orang
menempelkan huruf Fu Dao (Dao berarti terbalik) agar Fu (berkat)
benar-benar Dao (Sampai).
Karakter huruf Fu
Artian setiap goresan huruf Fu
Artian setiap goresan huruf Fu
Demikian asal usul huruf “Fu” yang dipasang secara terbalik diatas.
Tentunya kita jangan sampai ikut-ikutan dengan kasus yang terjadi
diatas, yang menurut penulis hanyalah sebuah “kecelakaan” akibat rasa
sirik yang timbul dari dalam hati.
Mari kita lestarikan tradisi
dan budaya Tionghoa yang BENAR, dengan memasang/menempel/menggantung
hiasan huruf/karakter FU di rumah dengan posisi yang BENAR (menghadap
keatas), jangan dibalik/diputar. Bagi orang awam, ini akan makin
terlihat aneh dan bodoh.
Catatan : Asal usul huruf Fu yang
dipasang terbalik ini sebenarnya ada beberapa versinya. Bisa jadi
hanyalah sebuah karangan manusia saja, yang mungkin memang tidak tahu,
atau memang sirik dengan kebudayaan orang Tionghoa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar