FESTIVAL MENGHANTARKAN DEWA DAPUR (ZAO JUN / 灶君) KE SURGA / TOA PE
KONG NAIK (JI SI SIANG AN / SONG WANG) - ARTIKEL IMLEK (BAGIAN 2 DARI 2
ARTIKEL - AKHIR)
Dewa Dapur Zao
Shen, yang biasa juga disebut “Gentlemen Dapur (Zao jun)“, “Kakek Dapur
(Zao ye)“, atau “Raja Dapur (Zao wang)“, adalah dewa yang bertanggung
jawab mengenai urusan makan dalam legenda mitos kuno Tiongkok.
Masyarakat Tiongkok pada umumnya menganggap Dewa Dapur sebagai pengawas
abadi dan penting yang ditunjuk oleh Kaisar Langit untuk mengawasi
kebajikan dan keburukan, serta kontribusi dan hutang yang dibuat oleh
setiap anggota keluarga, dan melaporkannya secara berkala kepada
Pemerintah Surga.
Dewa
Dapur yang pertama datang dari penyembahan alami rakyat untuk
mendapatkan api.
Sebelum Dinasti Qin, persembahan dapur telah menjadi salah satu dari tujuh persembahan dari upacara pengorbanan nasional. Pada musim semi dan musim gugur, Konfusius pernah mengatakan kepada murid – muridnya bahwa Dewa Dapur akan mengatakan hal yang buruk kepada orang – orang di surga jika dia merasa tidak senang. Pada masa Dinasti Han, Dewa dapur mulai ‘diorangkan’ dan diberkahi dengan fungsi baru. Oleh karena itu, Dewa Dapur kemudian menjadi dewa untuk mengawasi kesalahan yang dibuat manusia di dunia, dan membuat laporan kepada Kaisar Langit serta menyampaikan keburukan orang. Karena itulah masyarakat kemudian mempersembahkan kurba dapur setiap tahunnya. Selama proses persembahan kurban dapur, mempersembahkan debu malt dan anggur adalah sesuatu yang mutlak, karena masyarakat mempercayainya sebagai persembahan yang bisa membuat Dewa Dapur menutup mulut. Orang – orang dari semua lapisan masyarakat memberikan penghormatan kepada Dewa Dapur saat upacara persembahan kurban dapur. Menurut catatan terkait, kaisar dari Dinasti Qing selalu mempersembahkan kurban besar di dapur Kun Ning Gong (坤宁宫), di mana terletak tugu peringatan dari Dewa Langit dan Dewa Tanah, di tempat ini kaisar akan menyembah sembilan kali di depan tugu peringatan untuk berdoa memohon berkat – berkat di tahun mendatang. Memberi persembahan kurban kepada Dewa Dapur sama dengan berdoa memohon kemakmuran.
Pada jaman dahulu, gambar figur Dewa Dapur biasanya ditempelkan pada kotak angin kecil di dinding. Gambar Dewa Dapur juga dikenal sebagai ‘Petugas Dapur Timur’, yang masih disembah oleh orang – orang hingga saat ini, biasanya menampilkan figur Dewa Dapur beserta istrinya yang duduk berdampingan. Di samping gambar tersebut biasanya terdapat bait puisi yang dengan tema yang berkaitan, seperti “Jika dewa – dewa di surga mengatakan hal yang baik, maka dunia akan damai.” Di antara kalimat – kalimat ini, baris ke dua kadang – kadang diganti dengan kalimat: “Keberuntungan akan datang ketika kembali ke istana.” Kalimat ini menyatakan aspirasi rakyat Tiongkok tentang kebahagiaan.
Sumber : chinadaily.co.id
Sebelum Dinasti Qin, persembahan dapur telah menjadi salah satu dari tujuh persembahan dari upacara pengorbanan nasional. Pada musim semi dan musim gugur, Konfusius pernah mengatakan kepada murid – muridnya bahwa Dewa Dapur akan mengatakan hal yang buruk kepada orang – orang di surga jika dia merasa tidak senang. Pada masa Dinasti Han, Dewa dapur mulai ‘diorangkan’ dan diberkahi dengan fungsi baru. Oleh karena itu, Dewa Dapur kemudian menjadi dewa untuk mengawasi kesalahan yang dibuat manusia di dunia, dan membuat laporan kepada Kaisar Langit serta menyampaikan keburukan orang. Karena itulah masyarakat kemudian mempersembahkan kurba dapur setiap tahunnya. Selama proses persembahan kurban dapur, mempersembahkan debu malt dan anggur adalah sesuatu yang mutlak, karena masyarakat mempercayainya sebagai persembahan yang bisa membuat Dewa Dapur menutup mulut. Orang – orang dari semua lapisan masyarakat memberikan penghormatan kepada Dewa Dapur saat upacara persembahan kurban dapur. Menurut catatan terkait, kaisar dari Dinasti Qing selalu mempersembahkan kurban besar di dapur Kun Ning Gong (坤宁宫), di mana terletak tugu peringatan dari Dewa Langit dan Dewa Tanah, di tempat ini kaisar akan menyembah sembilan kali di depan tugu peringatan untuk berdoa memohon berkat – berkat di tahun mendatang. Memberi persembahan kurban kepada Dewa Dapur sama dengan berdoa memohon kemakmuran.
Pada jaman dahulu, gambar figur Dewa Dapur biasanya ditempelkan pada kotak angin kecil di dinding. Gambar Dewa Dapur juga dikenal sebagai ‘Petugas Dapur Timur’, yang masih disembah oleh orang – orang hingga saat ini, biasanya menampilkan figur Dewa Dapur beserta istrinya yang duduk berdampingan. Di samping gambar tersebut biasanya terdapat bait puisi yang dengan tema yang berkaitan, seperti “Jika dewa – dewa di surga mengatakan hal yang baik, maka dunia akan damai.” Di antara kalimat – kalimat ini, baris ke dua kadang – kadang diganti dengan kalimat: “Keberuntungan akan datang ketika kembali ke istana.” Kalimat ini menyatakan aspirasi rakyat Tiongkok tentang kebahagiaan.
Sumber : chinadaily.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar