TRADISI MENGANTAR DEWA DAPUR SEBAGAI SARANA PERBAIKAN DIRI (Bagian 2)
TRADISI MENGANTAR DEWA DAPUR bagian 2
Berdasarkan tradisi adat rakyat China yang masih berlangsung sampai saat ini, setiap keluarga pada bulan 12 atau Cap Ji Gwee (bahasa Hokkian) / bulan La (bahasa Mandarin) tanggal 23 atau 24, yang tahun ini jatuh pada tanggal 20 dan 21 Jan 2017 akan mengadakan upacara untuk mengantar Zao Shen atau dewa dapur dan juga dari hari inilah sebagai tanda bermulanya sambutan perayaan Tahun Baru China. Perayaan hari ini disebut Xiao Nian atau Tahun Baru Kecil.
Siapa sebetulnya Dewa Dapur ini, mengapa ia begitu dihormati sehingga diadakan upacara khusus, misi apa yang dijalankan?
Ada yang mengatakan bahwa Dewa Dapur adalah Kaisar Shen Nong yang mengajari manusia bercocok tanam. Ia pula yang menciptakan api. Dikarenakan jasanya yang besar, setelah wafat ia menjadi dewa yang bernama Zao Shen / Chao kun kong. Diantara dewa-dewi dalam riwayat rakyat China, dewa dapur ialah dewa yang paling bersejarah.
Sejak lebih 2000 tahun yang lalu, penduduk China telah mempunyai tradisi untuk memuja dewa dapur. Khabarnya, dewa dapur ialah dewa yang menjaga dapur dan juga mengawasi tingkah laku semua ahli keluarga. Dewa dapur juga dipuja sebagai dewa penjaga sesebuah keluarga.
Di situlah seorang ibu mengomel, ngerumpi bersama ibu-ibu lain, tertawa dan bercanda bersama anggota keluarga lain sambil mengerjakan urusan rumah tangga. Dewa Dapur yang ada di sana pasti mendengar semua perkataan dan mencatatnya. Tanggal 23 dan 24 Cap Ji Gwee atau bulan 12 adalah saatnya Dewa Dapur naik ke langit, melaporkan seluruh kejadian selama satu tahun kepada keluarga itu.
Pada masa lampau, semua keluarga akan menempatkan papan pemujaan dewa dapur di dapur untuk disembah, manakala gambar dewa dapur juga akan digantung pada dinding dapur. Pada gambar dewa itu terdapat tulisan yang berbunyi "Dewa Pengawas Dunia" ataupun "Ketua Keluarga".
Menurut riwayat rakyat China, semasa penghujung sesuatu tahun, dewa dapur akan naik ke surga untuk melaporkan kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan oleh keluarga yang diawasinya dalam sepanjang tahun itu kepada dewa tertinggi di surga. Maka, dewa tertinggi akan memutuskan nasib keluarga itu pada tahun yang akan datang berdasarkan laporan dewa dapur itu. Oleh sebab dewa dapur naik ke surga pada setiap hari yang ke-23 bagi bulan 12 mengikut kalendar China, jadi upacara pemujaan dewa dapur juga diadakan pada hari itu.
Agar Dewa Dapur hanya melaporkan hal yang baik, manusia mencari akal untuk menyenangkan hatinya. Bahkan, manusia sampai memikirkan agar dalam perjalanan menuju langit, kuda tunggangan sang dewa tidak kelaparan dan hewan peliharaannya di dunia tidak mati kelaparan. Pada tanggal 23 dan 24 itu, rumah Dewa Dapur dibersihkan lalu diberi sesajen. Sesajen ini ada yang wajib dan ada yang tidak wajib.
Pada hari upacara pemujaan dewa dapur itu diadakan, semua ahli keluarga akan berkumpul di dapur pada waktu senja. Mereka akan menghidangkan makanan di depan gambar dewa dapur dan membakar colok untuk memberi penghormatan kepada dewa dapur. Antara makanan yang mesti dihidangkan kepada dewa dapur ialah "tang gua", sejenis gula-gula yang sangat melekit.
Kononnya, dewa dapur sangat suka makan gula-gula itu, setelah dewa dapur memakan gula-gula itu, mulutnya akan melekat. Jadi, apabila dewa itu naik ke surga, dewa itu tidak dapat memperkatakan keburukan keluarga itu. Selepas upacara pemujaan yang ringkas, gambar dewa dapur akan dibakar supaya dewa dapur dapat naik ke surga bersama-sama asap melalui cerobong dapur.
Dengan demikian, lengkaplah perhatian manusia dalam menghantar dewanya naik ke langit dengan menyimpan maksud tertentu di balik semua itu. Selain itu, pada rumah dewa dipasang bait berpasangan, kuplet atau duilian berbunyi naik ke langit mengatakan hal yang baik, pulang ke rumah membawa keberuntungan, atau naik ke langit mengatakan hal yang baik, turun ke dunia menjaga perdamaian.
Kemudian, pada malam sebelum Tahun Baru China iaitu hari terakhir bagi sesuatu tahun, semua ahli keluarga akan mengadakan upacara menyambut kembalinya dewa dapur dan menggantungkan gambar dewa dapur yang baru pada dinding dapur. Dengan demikian, dewa dapur yang baru dapat kembali ke dunia manusia untuk meneruskan tugasnya menjaga keluarga itu.
Di desa Tai Xing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, penduduk desa percaya sebelum berangkat naik ke langit, Dewa Dapur menghitung jumlah sumpit di rumah tempat tinggalnya. Ketika turun ke bumi, rezeki yang dibawanya sesuai jumlah sumpit yang ada. Sebelum upacara sembahyang, kepala keluarga menambah jumlah sumpit dengan harapan pada saat turun ke bumi nanti, Dewa Dapur akan menambah rezeki mereka.
Dari cerita diatas, bisa kita ambil hikmahnya bahwa upacara pengantaran Zao Shen pada tgl 23-24 itu adalah upacara intropeksi diri kita dan pada tgl.30 upacara penyambutan Zao Shen adalah upacara intropeksi bagi diri kita agar bisa berbuat baik lebih banyak lagi. Persembahan sederhana tapi tulus lebih berharga daripada persembahan mewah.
Di sini, saya akan perkenalkan satu pepatah adat yang membayangkan cara penduduk China menyambut Tahun Baru China. Pepatah itu mengenai tata cara persiapan untuk menyambut ketibaan Tahun Baru China.
Pepatah itu berbunyi: " Tujuh hari sebelum Tahun Baru China menyediakan "tang gua" untuk dewa dapur, enam hari sebelumnya membersihkan rumah, lima hari sebelumnya membuat tauhu, empat hari sebelumnya membeli daging, tiga hari sebelumnya menyembelih ayam, dua hari sebelumnya menguli tepung, sehari sebelumnya membeli minuman keras dan pada malam menjelang ketibaan Tahun Baru China, semua ahli keluarga akan membuat "Jiaozi" iaitu "Chinese dumpling" untuk dijadikan hidangan dan dimakan bersama-sama." ( Yenni Huang )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar