Asal Usul dan Kisah Baghavati Mahamayuri Vidyarajni《孔雀明王》
Sanskrit : Mahamayuri-vidyarajni
Tibet : Rig-snags-kyi rgyal-mo rma-bya chen-mo
Baghavati Mahamayuri Vidyarajni merupakan salah satu yidam Tantra ,
biasanya Vidyaraja tampil dalam rupa menyeramkan, membuat orang merasa
sulit mendekati. Namun Vidyaraja ini tampil dalam wujud belas kasih dan
terkesan mudah didekati.
Dalam Mahamayuri Vidyarajni Sutra 《孔雀明王經》di masa hidup Sakyamuni Buddha, ada seorang biksu yang tergigit oleh ular berbisa dan tidakmampu mengatasi kesakitannya. Saat Ananda melaporkan hal ini pada Buddha, Sakyamuni Buddha membabarkan Dharani yang mampu mengusir gangguan siluman, jadi jadian, racun dan segala penyakit jahat, Dharani itu adalah Mantra Mahamayuri Vidyarajni.
Selain itu, dahulu kala, di Himalaya (Xueshan – 雪山) ada seekor Maharaja Merak yang berwarna emas. (金色大孔雀王) yang selalu melafal mantra ini dalam batin sehingga memperoleh ketenteraman. Pada suatu ketika , karena keserakahan akan kesenangan, dia pergi bermain ke gunung yang jauh bersama dengan kawanan merak betina, sehingga tidak melafal mantra ini lagi, akhirnya ia terjebak oleh perangkap yang dibuat manusia. Dalam ikatan, ia kembali ke pikiran lurusnya dan melafalkan mantra ini, akhirnya bisa terbebas dari ikatan tersebut.
Dharmadesana Sakyamuni Buddha dalam sutra ini , merupakan awal para umat mengenal Mahamayuri Vidyarajni dan Dharani tersebut.
Tubuh Mahamayuri Vidyarajni biasanya berwarna putih, mengenakan jubah tipis berwarna putih. Memakai mahkota, hiasan kepala, anting, ikat lengan dan hiasan lainnya. Duduk diatas seekor merak emas, raut wajah Nya welas asih. Berlengan empat. Wujud ini diuraikan dalam Kitab tata Cara Menggambar Mahamayuri Vidyarajni 《大孔雀明王畫像壇場儀軌》Tripitaka19‧440a
Menggambar Baghavati Mahamayuri Vidyarajni Bodhisattva diatas tahta teratai, kepala menghadap arah timur, berwarna putih, mengenakan jubah ringan berwarna putih. Bermahkota, hiasan kepala, anting, gelang lengan dan lain lain. Mengendarai merak emas, duduk diatas padmasana putih atau bisa juga hijau, berparas belas kasih. Berlengan empat, tangan kanan pertama memegang padma, kedua membawa buah. Tangan kiri pertama membawa buah manggala, kedua membawa 3 atau 5 helai bulu merak.
Dalam Mahamayuri Vidyarajni Sutra 《孔雀明王經》di masa hidup Sakyamuni Buddha, ada seorang biksu yang tergigit oleh ular berbisa dan tidakmampu mengatasi kesakitannya. Saat Ananda melaporkan hal ini pada Buddha, Sakyamuni Buddha membabarkan Dharani yang mampu mengusir gangguan siluman, jadi jadian, racun dan segala penyakit jahat, Dharani itu adalah Mantra Mahamayuri Vidyarajni.
Selain itu, dahulu kala, di Himalaya (Xueshan – 雪山) ada seekor Maharaja Merak yang berwarna emas. (金色大孔雀王) yang selalu melafal mantra ini dalam batin sehingga memperoleh ketenteraman. Pada suatu ketika , karena keserakahan akan kesenangan, dia pergi bermain ke gunung yang jauh bersama dengan kawanan merak betina, sehingga tidak melafal mantra ini lagi, akhirnya ia terjebak oleh perangkap yang dibuat manusia. Dalam ikatan, ia kembali ke pikiran lurusnya dan melafalkan mantra ini, akhirnya bisa terbebas dari ikatan tersebut.
Dharmadesana Sakyamuni Buddha dalam sutra ini , merupakan awal para umat mengenal Mahamayuri Vidyarajni dan Dharani tersebut.
Tubuh Mahamayuri Vidyarajni biasanya berwarna putih, mengenakan jubah tipis berwarna putih. Memakai mahkota, hiasan kepala, anting, ikat lengan dan hiasan lainnya. Duduk diatas seekor merak emas, raut wajah Nya welas asih. Berlengan empat. Wujud ini diuraikan dalam Kitab tata Cara Menggambar Mahamayuri Vidyarajni 《大孔雀明王畫像壇場儀軌》Tripitaka19‧440a
Menggambar Baghavati Mahamayuri Vidyarajni Bodhisattva diatas tahta teratai, kepala menghadap arah timur, berwarna putih, mengenakan jubah ringan berwarna putih. Bermahkota, hiasan kepala, anting, gelang lengan dan lain lain. Mengendarai merak emas, duduk diatas padmasana putih atau bisa juga hijau, berparas belas kasih. Berlengan empat, tangan kanan pertama memegang padma, kedua membawa buah. Tangan kiri pertama membawa buah manggala, kedua membawa 3 atau 5 helai bulu merak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar