Lie Lo Cia atau Li Ne Zha sering disebut juga dengan Sam Thay Cu (San Tai Zi 三太子), sebab ia adalah putera ketiga Lie King (Li Jing) alias Lie Thian Ong (Li Tian Wang). Gelarnya adalah Tiong Than Goan Swee (Zhong Tan Yuan Shuai 中壇元帥) atau Jendral Panggung Tengah. Sering pula disebut dengan Thay Cu Ya (Tai Zi Ye) atau Lo Cia (Ne Zha) saja. Cerita riwayat Lo Cia terdapat dalam novel Hong Sin (Feng Shen),
yang ringkasannya sebagai berikut :
Komandan garnisun kota Cheng Tang Guan yang bernama Lie King (Li Jing)
sudah memiliki dua putera, yakni Lie Kim Cia (Li Jin Zha) dan Lie Bok
Cia (Li Mu Zha). Saat itu Lie King sedang gelisah menantikan kelahiran
anaknya yang ketiga, sebab walaupun usia kandungan isterinya sudah
mencapai 36 bulan, sang jabang bayi belum juga keluar.
Suatu
malam, isteri Lie King merasakan saat kelahiran bayinya sudah dekat dan
segera memberi tahu Lie King. Saat kelahiranpun tiba, tetapi alangkah
terkejutnya Lie King ketika mengetahui bahwa yang keluar dari dalam
perut isterinya adalah sebongkah bola daging yang bergulir
kesana-kemari. Lie King segera meloncat mengambil pedangnya dan membelah
bola daging tersebut. Dari dalamnya muncullah seorang bocah laki-laki
cilik yang berpakaian (oto) merah dan tangannya memakai gelang emas.
Begitu muncul, sang bocah segera berteriak memanggil Lie King sebagai
ayah. Oleh Lie King, bocah itu diberi nama Lo Cia (Ne Zha).
Suatu
hari, Lo Cia yang berusia 7 tahun, mengajak pelayannya bermain-main ke
sungai Jiu Wan He. Ia berendam sepuas-puasnya di sungai itu dan baju
oto-nya yang dipakai sejak ia lahir, dilepas dan dicucinya. Tanpa
disadari Lo Cia, perbuatannya itu ternyata mengundang bencana. Oto yang
dimilikinya tersebut adalah benda pusaka, dan begitu dicelupkan ke dalam
sungai, maka sungai tersebut berubah menjadi merah warnanya dan
mendidih.
Sungai Jiu Wan He sebenarnya adalah pintu masuk
kerajaan Naga Timur (Tong Hay Liong Ong / Dong Hai Long Wang). Melihat
adanya goncangan di kerajaannya dan banyak prajuritnya yang mati, Hay
Liong Ong menjadi penasaran. Ia memerintahkan seorang panglimanya untuk
menyelidiki. Panglima ini melihat seorang bocah cilik sedang mencuci oto
yang menimbulkan bencana. Tanpa pikir panjang iapun segera menyerang
bocah itu. Lo Cia yang kaget melihat ada makhluk aneh menyerangnya,
segera melempar gelang pusakanya ke arah mahkluk tersebut. Gelang itu
menghantam kepala sang panglima laut dan seketika juga langsung mati.
Hay Liong Ong yang mendengar laporan matinya sang panglima, menjadi
semakin murka. Ia memerintahkan puteranya. Ao Ping, untuk menangkap dan
menghukum Lo Cia. Diluar perhitungan, sang Pangeran Ao Ping justeru
malah ikut tewas. Kemudian mayat Ao Ping yang masih berwujud naga itu,
dicabuti ototnya oleh Lo Cia untuk dijadikan sabuk bagi ayahnya.
Lo Cia kemudian pulang dan menceritakan kejadian itu kepada ayahnya. Sang ayah bukannya menjadi senang tapi malah menjadi marah kepada Lo Cia, sebab kejadian itu pasti akan berekor panjang.
Lo Cia kemudian pulang dan menceritakan kejadian itu kepada ayahnya. Sang ayah bukannya menjadi senang tapi malah menjadi marah kepada Lo Cia, sebab kejadian itu pasti akan berekor panjang.
Hari perayaan :
Secara umum, perayaan Lo Cia ada dua yaitu :
- Tanggal 9 bulan 9 Imlek, sebagai hari lahir (shejid).
- Tanggal 8 bulan 4 Imlek, sebagai hari kelahiran kembali menjadi Lien Hoa Sam Tay Cu .
- Tanggal 9 bulan 9 Imlek, sebagai hari lahir (shejid).
- Tanggal 8 bulan 4 Imlek, sebagai hari kelahiran kembali menjadi Lien Hoa Sam Tay Cu .
Untuk sejarah dr dewa Khay Lam Ya apakah ada ?
BalasHapus