Guang Sheng Di Jun (baca: Kuan Sheng Ti Cuin) biasa dipanggil Guan
Yu (baca: Kuan Yu). Beliau adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman
Tiga Negara. Memiliki gelar-gelar yang berbeda di setiap dinasti seperti
Guan Di Ye (baca: Kuan Ti Ye), Wu Sheng Di Jun (baca: Wu Sheng Ti
Cuin), Fu Mo Da Di (baca: Fu Mo Ta Ti) atau Bodhisattva Penakluk Iblis
dan lain sebagainya.
Pemuja dewa Kwan Kong sangat luas baik dari
kalangan umat ajaran Taoisme, Kungfusius maupun Buddhisme. Guan Sheng Di
Jun {Hok Kian = Kwan Seng Tek Kun} atau yang lebih dikenal sebagai Guan
Gong {Kwan Kong} terutama bagi orang Tiong Hoa suku Hokkian. Rakyat
pada umumnya memujanya bersama 4 Dewata pendidikan lainnya sebagai Lima
Dewata Pendidikan (Wu Wen Chang), Dewata Sipil dan Militer (Wen Wu
Shuang Shen) dan salah satu dari Dewata Kekayaan (Cai Shen / Cay Sin).
Bersama anak angkatnya Guan Ping (baca: Kuan Phing) dan pengawal
setianya Zhou Cang (baca: Cou Chang), bertiga banyak dipuja baik di
vihara, kelenteng maupun di rumah-rumah.
Nama asli Guan Yu adalah
Shou Chang kemudian berganti nama menjadi Yun Chang, dilahirkan di
kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsi Shanxi),
ia memiliki nama lengkap Guan Yunchang. Guan Yu merupakan jenderal
utama Negara Shu Han, ia memiliki ilmu bela diri yang hebat juga
beredukatif. Di saat usia 16 tahun, tepatnya di Taman Bunga Persik (Tao
Yuan), ia bersumpah setia mengangkat saudara dengan Liu Bei (kakak
tertua) dan Zhang Fei (adik terkecil).
Di penghujung dinasti Han
Ling Di (baca: Han Ling Tik), pemberontakan Serban Kuning berkobar di
mana-mana. Di saat pemerintahan kaisar Xian (baca: Shien),Yuan Shao,
Dong Zhuo (baca: Tong Cuo) dan Cao Cao (baca: Chau Chau) masing-masing
memaklumatkan diri sebagai kaisar dan mengklaim legitimasi sebagai
kekaisaran yang mewarisi Dinasti Han. Guan Yu bertempur bersama Liu Bei
dan Zhang Fei dalam menumpas Pemberontakan Serban Kuning dan berjuang
membela negara serta mengembalikan ketentraman bangsa Tiongkok yang
sedang bergejolak. Meski ditawari wanita dan harta bergelimangan, Guan
Yu tetap setia melindungi istri Liu Bei yang ditawan bersamanya oleh Cao
Cao.
Tahun 216, Cao Cao mengangkat diri sebagai Raja Wei.
Setahun kemudian, Liu Bei menyerang Hanzhong yang saat itu dikuasai Cao
Cao. Pengkhianatan dari dalam dan kampanye militer Sun Quan (baca: Shun
Chuen) di wilayah tengah menyebabkan Cao Cao terpaksa harus mundur dari
Hanzhong. Liu Bei juga mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong pada tahun
219. Tahun yang sama, Guan Yu memimpin pasukan menyerang Cao Cao, namun
Lu Meng melakukan serangan dari belakang secara mendadak ke Jingzhou.
Guan Yu berhasil ditangkap dan dibunuh oleh Lu Meng. Beliau tutup usia
pada usia 68 tahun. Kesetiaan dan Pri Kebenaran Guan Yu sungguh terpuji,
beliau mempertahankan kepribadian luhur Gang Zheng : Ksatria, adil,
jujur, teguh, berintegritas, dan gagah berani, akhirnya mencapai
kesempurnaan sebagai Maha Bodhisattva Satyakalama. Guan Yu dikenal
pintar mengelola keuangan bahkan menulis buku Ri Qing Bu (baca: Re Ching
Pu), sebuah buku yang hingga kini masih digunakan oleh kalangan
pengusaha untuk mencatat dengan jelas semua hutang dan piutang. Di
tambah dengan para pengusaha harus berdagang berpegang kepada kejujuran
dan kepercayaan sehingga beliau semakin dipuja sebagai dewa kekayaan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, setelah melewati masa yang panjang (
lebih kurang 1700 tahun ), pemujaan terhadap dewa Kwan Kong menjadi
bervariasi :
1. Bagi kalangan yang belajar ilmu bela diri memuja beliau sebagai Dewata Militer (Wu Sheng).
2. Para pelajar menempatmuliakan dewa Kwan Kong sebagai 5 Dewata Pendidikan (Wu Wen Chang).
3. Para pengusaha memuliakan beliau sebagai Dewa Harta/Rezeki.
4. Sementara bagi kalangan buddhisme, dewa Kwan Kong dipuja sebagai Bodhisattva Pelindung Dhamma.
Gambar dan arcanya populer dengan wujud duduk membaca Kitab Hikayat
Zaman Chun Chiu ( salah satu dari 5 kitab klasik ) Kebanyakan dipuja
oleh kalangan pengusaha sebagai dewa rezeki, sementara kepolisian
ataupun orang yang belajar silat akan menempat-muliakan dewa Kwan Kong
dengan wujud panglima perang yang menyandang golok naga.
Konon,
setiap kali aktor yang akan berlakon menjadi dewa Kwan Kong dalam film,
seminggu sebelumnya harus membersihkan diri dan tidak boleh berhubungan
dengan wanita serta menempat-muliakan dewa Kwan Kong di belakang
panggung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar