Fenomena menghormati
pria dan mendiskriminasi wanita berpengaruh luas pada adat pernikahan. Harapan
ditimpakan pada pengantin wanita untuk menjadi keluarga harmonis dan generasi
yang sehat. Namun, ada juga ketakutan bahwa ia akan membawa nasib buruk. Maka,
banyak aturan dan tabu diperkenalkan untuk membatasi gerakannya.
Biasanya, orang mengira pernikahan akan berakhir setelah
pengantin baru dikirim ke kamar pengantin Ini tidak benar karena ritual
pernikahan baru berakhir setelah pasangan mengunjungi orangtua pengantin wanita
pada hari ketiga setelah upacara pernikahan. Tabu Setelah Pernikahan Di Leizhou,
provinsi Guangdong, pengan-tin wanita hanya diizinkan makan setengah mangkuk
nasi ketika ia kembali mengunjungi orangtuanya pada hari ketiga setelah
pernikahan. Meninggalkan setengah mangkuk melambangkan bahwa pengantin itu
hemat. Di Jinan, Shandong, pengantin wanita akan makan `mi mengangkat kepala' karena
dipercaya dengan melakukan hal itu, keluarga pengan-tin pria tidak akan memandang
rendah dirinya. Ibu pengantin wanita juga harus meninggalkan satu atau dua mi, beberapa kue daging, dan sepanci bubur
yang cukup untuk putrinya makan selama tiga hari. Di daerah Qian di Shaanxi,
orang mempraktikkan adat, tapi sekarang, nasi diganti oleh mi. Mangkuk pertama
adalah untuk pengantin wanita, dan ia akan mengambil suapan pertama dari mangkuk kedua sebelum memberi sisanya pada suaminva. Ini
menyiratkan bahwa `suaminya se lalu ada dalam pikirannya dan ia siap melalui
susah dan senang bersamanya. Penduduk lokal menyebutnya 'makan harmonis' .
Selama tiga hari pertama, pengantin tidak boleh meninggalkan panggung tidur panjang
tradision yang terbuat dari bata atau bentuk tanah liat lainnya. Kalau tidak, ini akan dianggap sebagai
hinaan bagi dewa-dewa. Tidak mematuhi aturan akan mengundang bencana. Di masa
lalu, pengantin Han China dilarang memasak selama tiga hari pertama Pengantin
dilarang melakukan sesuatu karma di watirkan bahwa ia penuh dengan roh jahat .
Pengantin wanita juga dilarang melakukan ke-giatan di luar rumah selama periode
ini. Di beberapa orang, pengantin baru dilarang menonton opera boneka selama empat bulan pernikahan.Ini
memastikan agar mereka tidak dihantui oleh roh dan akhirnya melahirkan anak
cacat.
Tabu ketika Mengunjungi Orangtua Pengantin pada Hari Ketiga
Kembali mengunjungi orangtua pengantin wanita pada hari ketiga setelah
pernikahan juga dikenal sebagai 'pulang ke rumah'. Pasti, ada tabu yang harus
dipatuhi. Misalnya, pengantin wanita diizinkan pulang ke rumah orangtuanya pada
waktu yang sesuai. Kalau tidak, akan terjadi peris-tiwa sial. Di Henan, tabu
bagi pengantin untuk mengunjungi orangtuanya pada hari pertama dan bulan
pertama. Pada hari pertama, pengantin diharapkan merayakan Tahun Baru dengan
keluarga suaminya. Karena hari ke-15 bulan pertama adalah bulan
purnama pertama, pengantin wanita harus ada di onah suaminya. Maka, pengantin
hanya bisa kembali mengunjungi orangtuanya pada hari kedua atau ke-16 bulan pertama. Dengan pengaturan ini,
pengantin wanita akan merayakan reuni dengan kedua keluarga. Di Zhejiang, tabu
bagi pengantin untuk kembali dan mengunjungi orangtuanya selama Perayaan Titik
Balik Musim Dingin. Konon, melakukan hal ini akan menyebabkan kematian orangtua
suami. Di Jiangsu, adat yang sama dipraktikkan untuk alasan berbeda. Ini
dipercaya menyebabkan kejatuhan keluarga wanita. Maka, pengantin wanita di
Shaanxi utara akan kembali dan mengunjungi orangtuanya di pertengahan bulan
keenam kalender bulan. Ini dilakukan untuk mem-perkuat hubungan di antara para
besan.
Tabu
Konon. para besan hanya saling rnenghubungi satu bulan
setelah pernikahan. Pengantin wanita diizinkan bermalam ketika mengunjungi
orangtuanya. Tetapi, lama kunjungannya panting. Biasanya bila pengantin kembali
pada hari kedetapan setelah pernikahan dia boleh tinggal di rumah orangtuanya
selama detapan hari. Prinsip yang sama berlaku bila ia kembali pada hari
kesembilan. Lama tinggal maksimum tidak boleh lebih dari sebulan. Meskipun
demikian. juga tabu bila pengantin tinggal selama detapan hari. Konon 'tinggal
tujuh, bukan detapan; katau tidak. keluarga pengantin wanita akan menjadi
miskin'.
Pengantin baru Han China dan Manchu tidak diizinkan tidur
sekamar ketika kembali mengunjungi orangtua pengantin wanita pada hari ketiga
pemikahan. Tetapi. orang Manchu mengizinkan menantu lelakinya tinggal di kang,
yang terIetak di banal, sedangkan tamu Iainnya bermalam di lokasi lain.
Selanjutnya, karena kedua keluarga berasal dari akar berbeda dan tidak
berhubungan darah, dianggap tidak pantas bagi pasangan untuk melakukan kegiatan
seksual di rumah keluarga mempelai pria. Bila pengantin mengandung ketika
tinggal di rumah orangtuanya, konon keluarganya akan kehilangan semua
kekayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar