Mereka tiba di ibukota dan disambut hangat oleh rakyat dan pejabat Yue, Goujian menerima kembali tugasnya yang selama dalam pengasingan dijalankan oleh Wen Zhong. Fan pulang ke rumahnya menemui istri dan anaknya, Zi Chang yang baru pernah melihatnya karena ketika berangkat ke pengasingan anak itu baru berusia setahun.
Sekembali ke Yue, Fan
Li tidak membuang-buang waktu dan segera menyusun rencana untuk
membangun kembali negrinya yang telah terpuruk. Kepada Goujian, dia
mengusulkan hukum kelahiran untuk mendongkrak populasi negara dan
menurunkan pajak padi untuk mendorong orang mengolah tanah rawa untuk
bertani. Saran ini segera diterima dan diumumkan ke seluruh penjuru
negeri.
Bersama Wen Zhong, dia juga mengemukakan tujuh strategi untuk menghancurkan Wu yang meliputi :
Menyenangkan Raja Fuchai dengan hadiah berharga yang memuaskannya
Mengosongan suplai padi negara Wu
Mengirimkan wanita cantik pada Fuchai untuk membuatnya terlena
Mengirim pengrajin dan pemahat guna mendorong Fuchai membangun istananya sehingga memboroskan harta negara
Membantu pejabat-pejabat korup Wu untuk mendapatkan kekuatan sehingga melemahkan Wu dari dalam
Merancang perlawanan terhadap pejabat-pejabat setia Wu seperti Wu Zixu untuk melemahkan administrasi Wu
Menyimpan padi, melatih tentara dan menunggu kesempatan menyerang
Siasat wanita cantik Sunting
Mengosongan suplai padi negara Wu
Mengirimkan wanita cantik pada Fuchai untuk membuatnya terlena
Mengirim pengrajin dan pemahat guna mendorong Fuchai membangun istananya sehingga memboroskan harta negara
Membantu pejabat-pejabat korup Wu untuk mendapatkan kekuatan sehingga melemahkan Wu dari dalam
Merancang perlawanan terhadap pejabat-pejabat setia Wu seperti Wu Zixu untuk melemahkan administrasi Wu
Menyimpan padi, melatih tentara dan menunggu kesempatan menyerang
Siasat wanita cantik Sunting
Untuk membuat Fuchai terlena dan mengabaikan urusan negara, Fan Li
menggunakan siasat yang disebut siasat wanita cantik (美人计). Dua gadis
cantik dipilih dari duapuluh kandidat untuk dikirim ke Wu sebagai upeti.
Mereka adalah Xi Shi (西施) dan Zheng Dan (郑旦), keduanya ditemui Fan Li
di desa Zhuluo. Sebelum dipersembahkan mereka terlebih dahulu dilatih
bermain musik, menari, menyanyi dan melukis agar mampu memuaskan Fuchai
secara maksimal. Diam-diam Fan Li dan Xi Shi saling jatuh cinta, dengan
berat hati dia mengantarkan kepergiannya untuk dipersembahkan ke negri
Wu.
Setelah kedua wanita itu tiba di Gusu, ibukota Wu, Wu Zixu
yang telah membaca siasat ini memperingatkan Raja Fuchai agar
berhati-hati jangan sampai terjerumus ke dalam jebakan wanita dan
mengutamakan masalah negara, dia juga menyarankan agar kedua wanita itu
dihukum mati. Mendengar hal ini, Zheng Dan bunuh diri untuk membuat Raja
Fuchai percaya. Takut Xi Shi juga melakukan hal yang sama, buru-buru
Fuchai menyuruh orang-orangnya menjaga Xi Shi dengan baik di istananya
dan Wu Zixu yang setia malah dipersalahkan Fuchai karena dianggap
mengakibatkan kematian Zheng Dan. Xi Shi berhasil membuat Fuchai
terpikat padanya, setiap hari dia menghabiskan waktu bersamanya dan
mulai mengabaikan tugas-tugas kenegaraannya.
Untuk Xi Shi, Fuchai
membangunkan istana yang indah dimana hampir setiap hari mereka
bersenang-senang. Administrasi pemerintahan dia percayakan pada pejabat
kesayangannya, Bo Pi. Xi Shi juga menghasut Fuchai sehingga dia semakin
membenci Wu Zixu dan tidak pernah lagi mendengarkan nasihatnya.
Pembangunan militer
Dengan alasan untuk membantu Wu menaklukkan daratan tengah, Yue secara
terbuka merekrut 3000 orang untuk menjadi tentara, namun secara rahasia
juga direkrut 30.000 lainnnya. Perekrutan besar-besaran pun dimulai, Fan
Li diberi tanggung jawab atas administrasi dan pelatihannya.
Dalam melatih pasukan, Fan menerapkan pola hukuman dan imbalan yang
tepat. Jika satu orang di antara mereka memberi kontribusi maka seluruh
pasukan diberi hadiah, sebaliknya jika satu orang membuat kesalahan maka
yang lainnya juga akan dihukum, dengan demikian mereka akan kompak dan
saling tolong-menolong.
Fan mencurahkan seluruh waktu dan
energinya untuk melatih pasukan. Seiring berlalunya waktu, pasukan Yue
akhirnya menjadi suatu kekuatan yang sangat disiplin. Selangkah demi
selangkah, Yue mulai mengarah pada tujuannya untuk membalas dendam dan
membangun kembali kekuatannya.
Sementara itu, Wu Zixu yang telah
menempatkan orang untuk memata-matai Yue mengetahui bahwa Fan Li telah
melatih pasukannya siang dan malam. Terkejut dengan perkembangan ini, ia
buru-buru ke istana dan menyampaikan berita tersebut pada Fuchai.
Fuchai curiga dan memerintahkan Wu Zixu siap untuk berperang.Namun
sekali lagi Fan Li dengan cerdik mengelak, dia menyarankan Goujian
mengirim utusan ke Wu untuk menjelaskan Yue berniat membantu Wu
bertempur melawan negara Qi dengan pasukan itu. Mendengar penjelasan ini
Fuchai sangat puas dan perang dengan Wu pun dapat dihindari.
Setelah berhasil mengalahkan Qi, Fuchai mengundang Goujian dan mereka
yang telah membantunya dalam perang dalam suatu jamuan di istananya.
Dalam jamuan ini Wu Zixu menegur Fuchai dengan terang-terangan atas
sikap besar kepalanya sehingga hal ini membuatnya murka dan menyuruh Wu
Zixu bunuh diri. Wu Zixu dengan sedih dan marah melakukan bunuh diri,
kata-kata terakhirnya adalah “Setelah aku mati cungkil mataku dan
gantungkan tinggi-tinggi di atas gerbang timur agar dapat melihat
pasukan Yue memasuki ibukota Wu dengan mataku sendiri !”.
Fan Li
melihat di depan mata kematian musuhnya itu, ia merasa gembira namun
juga sedih. Ia gembira karena dengan kematian Wu hambatan bagi Yue
hilang. Namun ia juga sedih karena melihat pejabat yang demikian jujur
dan setia seperti Wu harus mengalami akhir yang begitu tragis.
Pembalasan
Musim panas 482 SM, Raja Fuchai yang semakin arogan menyerang negara
Jin untuk memperoleh pengaruh lebih besar sebagai pemimpin negara-negara
bagian. Di ibukota Wu, Gusu hanya tinggal putranya, Pangeran You dan
sepasukan kecil tentara. Fan Li menyarankan agar Goujian memakai
kesempatan emas ini untuk menyerang Gusu. Goujian mengangkat Fan Li
sebagai panglima perang memimpin 40.000 pasukan menyerang Gusu.
Sebentar saja, pasukan Yue sudah mulai memasuki wilayah Wu lewat jalur
laut dan darat. Saat itu prajurit-prajurit terbaik Wu sedang berada jauh
di Jin bersama Fuchai, mereka yang tertinggal bukanlah tandingan
pasukan Yue yang berdisiplin tinggi. Angkatan perang Wu pun menderita
kekalahan besar dan Gusu akhirnya jatuh, Pangeran You memilih menggorok
lehernya sendiri daripada tertangkap musuh.
Kabar itu akhirnya
sampai pada Fuchai yang berada jauh dari daerahnya, baru sekarang ia
menyesal telah melepaskan Goujian dulu. Dia pun bergegas memimpin
pasukannya kembali ke Gusu, mereka berjalan siang dan malam. Saat
mendekati Gusu, pasukan yang telah kelelahan itu diserang oleh pasukan
Yue sehingga menjatuhkan banyak korban di antara mereka. Wu akhirnya
menawarkan negosiasi damai dan diterima oleh Yue dengan pertimbangan
kekuatan Wu masih cukup kuat sehingga bila perang dilanjutkan akan jatuh
korban sia-sia.
Wu dan Yue menandatangani sebuah traktat yang
berisi hal-hal berikut : Yue tidak lagi dalam pengawasan Wu; Wu akan
mengembalikan semua tanah dan harta yang diambil dari Yue; Wu akan
membayar upeti tahunan pada Yue dengan jumlah yang sama dengan yang
dipersembahkan Yue pada masa lalu. Setelah itu pasukan Yue mundur dari
Wu. Fan Li melatih pasukannya lebih keras untuk persiapan perang
berikutnya.
Tahun 476 SM, Yue melancarkan serangan besar terhadap
Wu yang telah menjadi lemah setelah dua tahun perang melawan Chu.
Selain itu Wu juga telah dilanda kemarau panjang dan gagal panen.
150.000 pasukan Yue akhirnya berhasil menghancurkan Wu, Raja Fuchai
mengurung diri di balik tembok Gusu. Kota Gusu dikepung erat, jalur air
dan makanan diputus. Dua tahun kemudian Wu benar-benar kehabisan
persediaan, utusan Wu yang menawarkan perdamaian ditolak.
Pada
tahun ketiga pengepungan, banjir dari Danau Taihu menghancurkan dinding
kota Gusu. Dalam kekacauan itu Fuchai bersama seorang jendralnya, Wang
Sunxiong melarikan diri ke Gunung Yang. Fan Li dan Wen Zhong memimpin
pasukan mengejar mereka hingga ke tempat itu. Disana Fuchai yang dilanda
rasa bersalah dan penyesalan mengakhiri hidupnya sendiri, Wang Sunxiong
juga ikut bunuh diri menyusul tuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar