Setelah merayakan purnama', ada lagi upacara yang diadakan
pada hari ke-100. Dulu, orang percaya bahwa bila seorang anak hidup sampai 100
hari, maka anak itu dibebaskan dari kutukan mati muda. Upacara 100 hari dikenal
sebagai bai sui, bai lu, atau bai zui. Semua istilah ini membawa harapan bagi
anak itu untuk tumbuh sehat.
Kebiasaan ini punya sejarah panjang. Meng Yuanlao dari
Dinasti Song pernah berkata, "Bila bayi berusia 100 hari, perlu dirayakan.
Ini dikenal seba-gai ulang tahun pertama bayi." Wu Zimu dari Dinasti Song dan Shen Bang dari Dinasti Ming setuju dengan pandangan
Meng dan mengatakan bahwa upacara hari ke-100
penting dan patut dirayakan. Pada perayaan ini, bayi akan menggunakan
`pakaian 100 keluarga dan `gembok panjang umur'.
Memakai Bai Jia Yi Karena keadaan medis yang buruk dan
kurangnya vaksinasi, tingkat kematian bayi di China dulu sangat tinggi. Maka,
ini menjadi sumber ketakutan bagi ke-luarga dengan anak laki-laki sedikit.
Untuk mencegah kematian bayi, rakyat menciptakan berbagai metode. Kebiasaan
memakaikan `pakaian 100 keluarga' kemudian dipraktikkan. Katun cetak biasanya
dikumpulkan dari setiap anggota keluarga untuk dijahit menjadi "pakaian
100 keluarga". Angka 100 hanya simbolis. Rakyat percaya bahwa selain
sebagai baju, "pakaian 100 keluarga a bisa digunakan untuk memberkati si
anak dengan damai dan panjang umur. Sernakin
berwarna-warni pakaian itu, semakin baik untuk si anak. Ungu adalah
warna terpenting dari "pakaian 100 keluarga", dan paling sulit
ditemui pada masa lalu. Karena kata untuk ungu sama bunyinya dengan anak , dalam bahasa Mandarin, orang, segan
memberikan `anak' mereka kepada orang lain.
Gembok Panjang Umur Gembok panjang umur juga dikenal sebagai
'gembok 100 tahun' , atau `gembok 100
ke-luarga Ini merupakan liontin, yang berbentuk seperti gembok kuno dan diukir
dengan desain dan kata-kata bagus, yang digantung di leher si
anak digunakan untuk mengungkapkan harapan orang. Kata-kata
bagus seperti 'hidup 100 tahun' biasa-nya ditemukan di gembok ini. Zaman dulu,
ketika bayi berusia 100 hari, gembok Panjang umur adalah wajib di antara banyak
hadiah Jan nenek pihak ibu. Dalam beberapa kasus, sebelum perayaan, orangtua
akan mencari 100 keluarga yang ter-diri dari teman, kerabat, dan tetangga untuk
memberi sejumlah uang untuk membeli atau membuat gembok. Beberapa orang menukar
uang dengan pengemis karena dipercaya pengemis telah mengemis dari pintu ke
pintu, ke lebih dari 100 keluarga. Hal ini untuk mendoakan kesehatan si anak.
Anak itu harus memakai gembok hingga berusia 12 tahun. Tidak semua daerah
meraya-kan 100 hari si anak. Ada yang menyelenggarakannya pada hari ke-98 atau
ke-99. Ini dikenal sebagai `mengu-rangi nasib'. Orang yang percaya takhayul
percaya bahwa bencana ada karena keinginan langit, dan dengan mengikuti
kebiasaan ini, sejumlah bencana akan berkurang. Ada kebiasaan rakyat lain
disebut cuap 100 tahun bai sui. Pada hari itu, nenek dari pihak ibu akan
mengukus 50 roti kecil dan 50 bakpau kecil berisi purslane (sayuran gigi kuda).
Ini untuk men-doakan agar anak itu diberkati dengan kesehatan dan
keberuntungan. Roti diberi titik merah untuk menan-dakan peristiwa gembira.
Sementara itu, seorang wanita bernama Liu akan diminta membagikan roti dan
bak-pau pada tetangga dan menyisakan hanya satu sheng (ft, unit ukuran) untuk
diri sendiri. Dalam bahasa Mandarin, satu sheng sama bunyinya dengan seluruh
hidup seseorang' yi sheng).
`Rompi Lima Racun'
Di beberapa tempat, anak harus memakai 'rompi lima racun' ketika
merayakan hari jadi ke-100.
Anak disuruh memakai `rompi lima racun dan sepatu lima racun'
untuk mengusir roh jahat. Rompi adalah pakaian kecil tanpa lengan berwarna
kuning dengan hiasan sulaman lima makhluk berbisa: kalajengking, kaki seribu,
kodok, ular, dan cicak. Meskipun lima hewan kecil ini dikenal sebagai
"bisa mematikan", mereka sebenarnya tidak mematikan.
Konon selain untuk mengusir roh jahat, ide utamanya adalah
mengingatkan orangtua agar lebih teliti tentang kebersihan hingga anak akan
tumbuh sehat pada semusim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar