Pada hari pengumuman kematian, sejak malam hingga siang ketika peti mati ditutup, putra almarhum akan bergantian berjaga di samping peti mati, sedangkan putri dan menantu perempuan akan menangis di depan usungan. Menurut legenda, pada malam ini, penjaga roh akan mengantar jiwa orang meninggal kepada aja neraka untuk dihakimi. Setelah melihat alat penyiksa, jiwa yang ketakutan akan mulai memberi jawaban tidak masuk akal dalam pengadilan. Karenanya, putra harus tetap berjaga di kedua sisi peti mati. Ini dikenal sebagai 'berjaga di samping peti mati'. Konon melihat kehadiran putranya akan membuat jiwanya berani, hingga si arwah tidak membuat kesalahan selama pengadilan.
Menurut legenda, raja neraka tidak punya putri. Maka ia lebih murah hati pada jiwa yang memiliki putri. Ketika ia mendengr isakan penuh derita selama oengadilan, ia bertanya "siapa yang menangis?" jiwa itu menjawab, "itu putri saya". Raja neraka melanjutkan, "kau lebih beruntung daripada saya, banyak putri yang menangisi kematianmu. Kau bisa bereinkarnasi!" Jiwa itu kemudian bisa lepas dai penyiksaan dan bereinkarnasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar