Dewa Pikulan tidak punya kuil, patung, atau gambar dirinya. Para tertua mengatakan bahwa dewa pikulan tinggal di pikulan, dan dewa ini dikenal sebagai Tuan Pikulan saja. Pikulan tidak boleh ditempatkan sembarangan, dan wanita tidak diperbolehkan melangkahi pikulan. Bila seorang wanita melangkahi pikulan, bukan hanya pemilik pikulan yang marah, keluarganya juga akan memarahinya. Konon bila seseorang menggunakan pikulan yang dilangkahi oelh seorang wanita, bahu penggunanya akan bernanah.
Di provinsi Jiangsu dan Zhejiang, bila wanita tidak sengaja melangkahi pikulan, ia harus cepat pulang dan mandi teh gula. Ia harus melakukan pemeriksaan kritis atas kesalahannya dan mengatakan, "Tua pikulan, mohon tenang. saya tidak sengaja menyinggung anda. saya menyesal. Saya telah membersihkan diri dengan teh manis. Mohon maafkan saya." Setelah itu, ia akan mengembalikan pikulan kepada pemiliknya sambil terus mencaci dirinya. Biasanya, pemilik akan meminta biaya satu bulan termasuk biaya untuk pengobatan nanah, racun, atau penyakit karena penggunaan pikulan kepada si wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar