Pada suatu massa, ada satu keluarga hidup di kaki gunung Li. Satu hari, ketika kepala keluarga pulang dari ladang, ia bertemu dengan penutur cerita yangs edang mencari tempat untuk bermalam dan dengan baik hati ia memberikan pertolongan dengan mengajaknya menginap. Namun, rumahnya yang kecil dan sempit hanya memiliki satu ruangan. Oleh karena itu, ia menyiapkan kasur jerami di lantai uuntuk tidur istri dan anaknya, sedangnya ia dan tamunya tidur di kasur bata yang dihangatkan.
Pagi keesokan harinya, saat fajar menyingsing, sang penutur cerita mengucapkan salam perpisahan. Pemilik rumah membangunkan istrinya untuk membuat sarapan untuk tamunya, dan mengemas kantung ekstra berisi dumpling untuk bekal perjalanan tamunya. Sang penutur cerita melangkah keluar, memandangi rumah dan memberi tahu pemiliknya. "Pada malam kesembilan bulan kesembilan, bahwa bawa keluarga mu naik gunung. Sang pemilik rumah bertanya-tanya dalam hati mengapa harus melakukan itu, tetapi ketika ia mengingat bahwa penutur cerita ahli dalam hal geomancy, dan astrologi, ia memutuskan untuk memperhatikan dengan baik nasihat sang penutur cerita dan menganggapnya sebagai perjalanan wisata bagi keluarganya.
Pada hari kesembilan bulan kesembilan, keluarga tersebut naik menuju puncak Gunung Li untuk berpiknik. Ketika mereka di tengah perjalanan naik gunung, gelombang air bah tiba-tiba datang dan menyapu rumahnya, membawanya hanyut. Baru kemudian keluarga tersebut menyadari mengapa penutur cerita itu itu menasihati mereka untuk naik ke gunung pada hari yang sangat menetukan nasib itu. Berita tentang cerita ini menyebar dan pada hari kesembilan bulan kesembilan, bangsa Cina pasti membawa seluruh keluarga mereka untuk pergi menuju ke pegunungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar