Hubungan antara shio dan sifat seseorang berasal dari kepopuleran zodiak China. Pada zaman kuno, ketika dua orang memutuskan untuk menikah, mereka perlu memastikan kecocokan shio kedua orang merupakan faktor penentu dalam pernikahan tradisional.
Kecocokan dan Tabu Shio dalam Pernikahan Tradisional
Pasangan yang dianggap tidak cocok untuk pernikahan adalah: kuda dan kerbau; kambing dan ular; tikus dan ular; ular dan macan; kelinci dan naga; ayam dan anjing; anjing dan monyet. Pepatah lain juga menjelaskan ketidakcocokan antara tiga shio pertama: naga, tikus, dan monyet, dengan tiga shio kedua: ular, ayam dan kerbau; yang tidak cocok dengan tiga shio ketiga juga tidak cocok dengan tiga shio keempat: babi, kelinci, dan kambing.
Makna Pragmatis Kecocokan dan Tabu
Nyatanya, mengikuti tabu tentang shio adalah hasil dari dominasi pria dan subordinasi wanita. Pria menikmati status dominan di keluarga mereka. Untuk memastikan posisi ini, suami diharapkan lebih tinggi dan lebih tua, dilahirkan dengan shio yang lebih kuat dan unsur yang lebih kuat. Maka, pria yang dilahirkan ditahun naga bisa menikahi wanita yang dilahirkan di tahun ular, sementara pernikahan tidak dimungkinkan bila keduanya lahir di tahun naga. Sedangkan untuk unsur tetap, pasangan yang cocok adalah air (pria) dan kayu (wanita). Demiian pula, suami dan ibu mertua takut pada wanita yang dilahirkan di tahun macan dan kambing (karena berkuasa yin) yang bisa membawa bencana pada keluarga.
KIta tidak perlu menggapnya terlalu serius. Perbandingan antara pepatah populer dan lagu rakyat di China, dengan tabel ramalan kecocokan shio berdasarkan kalender Taiwan, mengungkapkan bahwa teori ini memiliki kesamaan dan perbedaan, dan bahkan kontradiksi. Ini menunjukan bahwa ada kekurangan dalam ramalan shio. Pasangan yang dianggap tidak cocok di China bisa dianggap cocok di Taiwan. Maka, kita tidak perlu percaya membuta pada tradisi kuno, khususnya dalam masyarakat modern sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar