Sejak dulu kala, China dikenal sebagai tanah tempat upacara dan kesantunan. Membangun rumah adalah kegiatan penting dan karenanya, semua jenis upacara dilaksanakan untuknya. Upacara dan kesantunan yang terkait dengan kegiatan membangun dilakukan untuk mencari keberuntungan, stabilitas, dan kebahagiaan.
Upacara peletakan balok di tempatnya adalah peristiwa penting dalam penyelesaian bangunan baru. Dulu, ada pepatah, "Kalau ada balok, hewan peliharaan tidak akan berkembang." Pentingnya balok atap membuat mereka mengadakan upacara besar untuk peletakannya.
Memuja balok adalah langkah penting sebelum menempatinya. Begitu balok dibuat, pemilik rumah akan memilih hari dan waktu keneruntungan untuk menempatkannya. Teman dan kerabat akan hadir pada acara itu, memberi hadiah seperti pastri dan kue, beras untuk menandakan pertemuan dan kesuksesan. Dibeberapa daerah sebelum menempatkan balok, orang akan membawa meja berisi ikan kakap, kepala babi, pastri, dan tevu ke rumah baru. Tujuannya adalah memohon dan mencari kemakmuran dan kehidupan baik penuh kenangan manis.
Setelah itu, dua tukang kayu akan membawa balok dan naik tangga. Tukang kayu utama akan mengucapkan pernyataan berkat, misalnya " Menaiki batang emas, batang wijen mengeluarkan bunga sekuntum demi sekuntum: 1.000 tahun berkat untuk si pemilik rumah baru dan semua generasi berikutnya." Ketika balok dibawa ke wuwungan, tukang kayu akan menikmati arak dan makanan yang ditempatkan di kedua sisi balok. Sementara itu, pemilik akan menutupi balok dengan kain merah, dan memberi angpao pada semua pekerja sebagai isyarat mencari keberuntungan. di daerah Sichuan, sehelai kertas merah bertuliskan huruf China untuk keberuntungan dan berkat, harus digantungkan di balok.
Hari upacara tidak boleh bertentangan dengan tanggal kelahiran atau shio anggota keluarga, atau kemalangan akan menimpa mereka. Wanita yang sedang menstruasi tidak boleh hadir.
Bagian paling menarik dari upacara adalah 'melempar balok'. Setelah balok dipasang di tempatnya, tukang kayu akan berdiri diatas balok dan melempar bakpau, kue, dan jojoba pada tamu dibawah. Mereka akan berebut makanan agar mendapatkan keberuntungan dari kekayaan dan nasib baik si pemilik.
Ketika 'melempar balok', tukang kayu harus mengucapkan kata-katabagus seperti "lempar balok ke timur: akan ada keberhasialan di semua bidang: lempar balok ke barat, kuda bertanduk akan memberi putra; lempar balok ke selatan, keturunan akan berhasil dalam ujian kerajaan; lempar balok ke utara, semua tempat beras akan selalu penuh. "Setelah itu setiap orang akan meninggalkan rumah agar baloknya kering, dan ini dikenal sebagai "majemur balok". Akhirnya pemilik akan, mengadakan penjamuan untuk menjamu setiap orang dam memberi mereka angpao.
Selain orang Han China, suku minoritas lainnya juga melakukan kebiasaan ini. Suku Miao di Xiangxi menyatukan berkat dengan lagu upacara, "Masukilah ruangan pada hari bagus di bawah langit dibawah langit bumi yang tercerahkan. Langkah pertama untuk umur panjang, langkah kedua untuk kekayaan, langkah ketiga untuk menghormati leluhur pertama; yang keempat untuk memperoleh harta sepanjang tahun; langkah kelima untuk anak-anak yang berhasil dalam ujian kerajaan; langkah keenam untuk kelimpahan dan kemakmuran; yang ketujuh untuk persatuan keluarga; yang kedelapan untuk kehidupan kekal; kesembilan untuk keabadian, dan kesepuluh untuk kekayaan dan kekuasaan."
Sekarang, orang masih mementingkan kegiatan penempatan balok untuk mencari kebahagiaan dan kedamaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar