Hari kedua bulan lunar kedua diceritakan sebagai hari ketika naga mengangkat kepalanya. Saat ini hari tersebut dianggap sebagai hari ketika musim semi mula, tatkala bumi terbangun dan naga mengawali aktivitas tahunannya. Juga merupakan hari untuk memulai aktivitas pertanian tahunan, Festival Naga Musim Semi, terkadang dikenal sebagai Hari Naga Hijau atau Hari Naga Mengangkat Kepalanya, merupakan festival penting yang diamati oleh Cina karena mencerminkan pentingnya naga secara simbolis.
Makna sebenarnya dari naga mengangkat k telah bangun dalah di Ada hibernasi (tidur pa Pada hari kedua di b bahasa menga kat kepalanya, dan kalajengki ua naga mengang serta kaki seribu muncu a disebut Festival Kepala Pada hari itu, yang semi d Hijau keluarga Musim berkumpul bangu akan rumah daging babi makanan mie, jenis maka ang setiap memiliki menu spesifik, tetapi sebagian besar dengan nama penuh imajinasi yang berhubungan dengan naga. Dumpling (kue Cina) diberi nama "kuping naga" pancake dinamai 'sisik naga', mie disebut dengan janggut naga nasi disebut biji naga dan sup dumpling (Kue Cina) disebut mata naga Dalam yan jing sui shi ji yang ditulis akhir masa Dinasti Qing, tercatat bahwa, "Hari kedua pada bulan kedua dikenal sebagai Hari Naga Mengangkat kepala. Pada hari ini kami menyantap kue dan mie jangut naga. Para wanita menahan diri untuk tidak melakukan pekerjaan yang berhubung an dengan jarum jahit untuk menghindari melukai mata naga. Aktivitas setempat yang dilaksanaka pada hari ini, Liao Zhong Xian Zhi mencatat, "hari kedua bulan ke- dua disebut Hari Naga Mengangkat Kepala. Ke tika kami bangun di kami memukul tiang rumah dengan tongkat bambu untuk membangunkan naga. Ke- petani membuat pancake an mie dari memakannya da padi dan engan roti bulat sebagai sarapan pagi. Para wanita elakinya anak pada ini menunjukkan bahwa naga telah bangun".
Catatan tersebut mencerminkan pentingnya hari ini dalam kehidupan bangsa Cina. Praktik mencukur kepala anak lelaki di rumah sebanarnya berasal dari kebutuhan untuk menda memotong rambut baru sebulan setelah mereka memotong rambut untuk menghadapi Lunar Karena ini adalah hari Tahun Baru yang menjanjikan naga mengangkat kepalanya, mengapa tidak sekalian saja punya potongan rambut baru? kata-kata menjanjikan ditambahkan untuk membedakan rambt ini dari potongan rambut yang biasa, menyebutnya "cukur kepala naga". Sebagian anak perempuan juga menindik telinga mereka, sedangkan para orangtua memilih anak anaknya memulai sekolah pada Hari Musim Semi Naga. Ada juga pepatah lain yang menyatakan, "Pada hari kedua bulan kedua, keluarga menyambut anak perempuan mereka pulang kembali ke rumah. Pada masa lalu, para pengantin baru tidak diperbolehkan kembali ke rumah orangtua mereka selama bulan pertama lunar tahun tersebut. Bahkan ada kepercayaan pada takhyul bahwa pengantin baru wanita akan mengakibatkan kematian ayah mertuanya hanya dengan melihat cahaya rumah orangtuanya selama bulan lunar pertama. Setelah satu bulan menunggu, pengantin baru akhirnya diperbolehkan kembali ke rumah untuk mengunjungi orangtuanya pada hari naga yang menjanjikan. Satu lagi kebiasaan lain melihat orang menyalakan lilin yang tersisa dari upacara pembacaan doa yang diselenggarakan selama bulan pertama lunar untuk menyalakan berbagai sudut dan dinding rumah mereka. Pepatah mengatakan bahwa, "Pada hari kedua bulan kedua, nyalakan tiang-tiang rumah sehingga kalajengking dan kaki seribu tidak punya tempat untuk bersembunyi. Pada Hari Musim semi Naga, para petani juga menggunakan kapur grafi untuk menandai lumbung Padi atau gentong padi dengan lingkaran kecil dan besar berdoa untuk mendapatkan panen yang bagus di tahun berikutnya. Hari kedua bulan kedua juga konon dianggap sebagai hari ulang tahun Dewa sehingga upacara besar diselenggarakan untuk merayakan peristiwa bahagia Semua rumah tangga mengumpul uang mereka bersama untuk membuat acara pesta dengan brdoa di kuil-kuil, menyewa band dan menyalakan petasan petasan. Ketika Cina mulai menempuh jalannya menuju modernisasi, kebiasaan tersebut tidak diakukan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar