Bangsa Tionghoa mungkin satu-satunya bangsa yang tidak terlalu memperdulikan kisah mitos penciptaan seperti mitos-mitos penciptaan yang ada pada bangsa-bangsa lain. Kalaupun ada lebih bersifat filosofis seperti yang termaktub dalam kitab Yi Jing atau perubahan. Hal ini akan mempengaruhi filsuf-filsuf selanjutnya dan para filsuf mencoba membuat suatu pemikiran yang lebih bersifat filosofis dibandingkan dengan mitos-mitos. Misalnya Lao Zi, Lie Zi, Huai NanZi, Xun Zi dan lain-lain. Rata-rata menuliskan mengenai Hun Tun (Chaos) atau suatu konsep yang tidak terkatakan (abstract) dan Yin Yang. Hal ini terlepas dari pemikiran purba bahwa Huang Di sebagai pusat dari segalanya atau juga merupakan penguasa seluruh alam dan para DI (kaisar purba) lainnya.
Walau demikian diluar dari pemikiran filosofis dan pemahaman mereka terhadap DI dan para DI pendahulu, masih ada mitos-mitos lain yang berkembang kemudian.Ada 2 mitologi penciptaan alam dan manusia yang berkembang dalam masyakarat Tionghoa. Yang 1 adalah Pan Gu dan dipercaya bahwa mitologi ini timbul pada masa pasca dinasti Han (masa Tiga Negara) dan disebarluaskan oleh orang negeri Wu.Kisah NvWa sendiri amat menarik dan ada kemungkinan berasal dari Yunnan dan mungkin merupakan sisa-sisa dari budaya Maternalistik. Perlu kita ketahui bahwa 20 marga awal dari bangsa Tionghoa memiliki karakter atau tulisan wanita.
Disini akan dituliskan 2 kisah penciptaan yaitu Pan Gu dan NvWa.
Pan Gu
Alam semesta ini diciptakan oleh Pan Gu. Ia dikatakan terlahir dari sebuah telur dengan memiliki sepasang tanduk, dua gading, serta tubuh
yang berbulu. Diceritakan bahwa Pan Gu telah menciptakan alam semesta ini dari batu karang yang melambangkan kekacauan selama 18.000 tahun.
Kisah penciptaan Tiongkok lainnya mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari mayat Pan Gu. Matanya menjadi masing-masing matahari dan
bulan, darahnya menjadi sungai-sungai, rambutnya berubah menjadi tumbuh-tumbuhan, dan dagingnya menjadi bumi ini. Manusia berasal dari
parasit-parasit yang merayapi tubuhnya.
Para pakar mengatakan bahwa mitos Pan Gu tentang asal usul alam semesta berasal dari selatan China , yakni di daerah sekitar Laibin , Otonomi Guangxi Zhuang sebelum menyebar dan masuk ke kawasan pusat dan utara Tiongkok. Professor Qin Naichang , ketua dari Institut Guangxi , membuktika bahwa anggapan umum yang menganggap China tidak memiliki semacam mitos penciptaan alam semesta adalah salah . Sekaligus mematahkan teori bahwa mitologi Pan Gu berasal dari India , Mesir dan Mesopotamia.
Setelah dua minggu melakukan penelitian , dapat disimpulkan bahwa Laibin adalah tempat dimana mitos Pan Gu berasal. Profesor Qin dan koleganya menemukan bahwa mitologi ini masih terkait dengan masyarakat Laibin sekarang.
Mereka masih merayakan festival tradisional Pan Gu dan juga masih memelihara kisah , puisi , cerita rakyat dan drama opera yang berkaitan dengan Pan Gu. Tim Riset juga menemukan kuil kuno yang didirikan untuk Pan Gu di Guilin.
Mitos Pan Gu berkisah tentang pemisahan antara surga dan bumi . Dan mitos ini terus lestari dan menyebar ke wilayah tengah dan utara China melalui interaksi kultural yang mulai intens terjadi saat Dinasti Qin berkuasa [221-207 M] .
Kota Laibin terletak di pusat lembah Pearl River dan memiliki jumlah populasi etnis Zhuang yang besar. Dalam versi masyarakat Zhuang , seorang anak lelaki dan saudarinya adalah manusia yang masih bertahan sesudah banjir besar di masa prasejarah. Mereka kemudian menikah dan segumpal daging berbentuk batu asah terlahir. Mereka kemudian memecahnya menjadi beberapa potong dan setiap potong menjelma menjadi sekumpulan masyarakat yang mulai bereproduksi. Pasangan itu bernama Pan dan Gou dalam bahasa Zhuang.
Penemuan itu membantu masyarakat China untuk mengetahui sejarah panjang peradabannya termasuk juga mitos dan legenda yang turut membentuk identitas kultural.
Mitos Pan Gu Yang Lain
Sejarah kultural seperti kebudayaan kuno lainnya juga dimulai dengan mitologi. Di zaman dahulu kala, leluhur orang China mulai menuliskan pandangan mereka terhadap alam semesta ini. Mereka menganggap bahwa sebelum dunia ini terbentuk, langit (Tian) dan bumi (Di) merupakan satu kesatuan yang disebut dengan keadaan tidak berbentuk atau chaos (Hun Dun). 18 ribu tahun kemudian, seorang bernama Pan2 Gu3 mulai memisahkan langit dan bumi. Setiap hari, langit bertambah tinggi 3.3 meter, bumi bertambah tebal 3.3 meter dan Pan Gu bertambah tinggi 3.3 meter. Demikian seterusnya 18 ribu tahun berlalu dan langit telah sangat tinggi, bumi telah sangat tebal. Setelah Pan Gu wafat, anggota tubuhnya kemudian menjadi matahari dan bulan, gunung dan laut, sungai dan danau.
Sebenarnya mitos penciptaan yang dikaitkan dengan Pan Gu adalah mitos yang berumur muda, mitos itu timbul pada periode Tiga Negara 三國 (220-280 AD)dalam buku SanWu LiJi 三五曆記[1] yang ditulis oleh Xu Zheng 徐整 yang menjabat sebagai pejabat ritual太常卿 pada kerajaan Wu 吳. Walau umurnya kisan Pan Gu masih muda dibandingkan dengan mitos-mitos lainnya, tapi mitos ini tetap merupakan mitos mengenai terjadinya alam semesta.
Qi Liang 啟良 berpendapat “bahwa mitos adalah suatu cara manusia mengekspresikan sejarah purbanya, terutama dalam menjelaskan segala sesuatunya dan asalnya. Dalam mitologi Yunani, manusia mencari sejarahnya adalah dengan menggunakan mitos. Misalnya adalah Prometheus yang memberikan manusia banyak keahlian.[2] “ Qi Liang berpendapat demikian, karena dalam mitos Yunani, Promotheus adalah pencuri api dan mengajarkan manusia menggunakan api, sedangkan dalam mitos Tiongkok adalah Sui Ren 遂人[3] yang menemukan api dengan menggosokkan kayu. Promotheus adalah dewa sedangkan Sui Ren adalah manusia biasa. Selain Sui Ren, adalah You Chao 有巢 yang mengajarkan manusia untuk membuat gubuk, Shen Nong 神農 mencobai tanaman dan rumput untuk mengetahui khasiat tanaman tersebut bagi tubuh, Fu Xi 伏羲 menemukan cara membuat jala dan sebagainya.
Bahkan dalam menghadapi banjir besar, terlihat perbedaan menyolok antara mitos dan legenda bangsa lain dengan bangsa Tiongkok. Misalnya kisah Gilgamesh dan Nuh dibandingkan kisah Nv Wa 女媧dan Da Yu大禹 ( Yu yang Agung ). Dalam kisah Gilgamesh dan Nuh diceritakan bahwa banjir adalah bencana dari mahluk adikodrati dan mereka tidak berbuat apapun kecuali membuat kapal kotak besar dan menunggu banjir surut.Dalam legenda Tiongkok, Nv Wa mencari cara mengatasi banjir dengan menambal langit yang bolong dengan menggunakan batu pancawarna yang dilebur. Dan Da Yu 大禹membangun kanal, membuat kolam penampungan air.Dari dua legenda itu tentunya terlihat perbedaan dalam menyikapi bencana yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar